BAB IV
DRAINASE
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyebab terjadinya Banjir ataupun terjadinya genangan
di suatu kawasan pemukiman atau perkotaan masih banyak terjadi di berbagai kota
di Indonesia. Genangan tidak hanya dialami oleh kawasan perkotaan yang terletak
di dataran rendah saja,bahkan dialami kawasan yang terletak di dataran tinggi.
Banjir atau genangan di suatu kawasan terjadi apabila sistem yang berfungsi
untuk menampung genangan itu tidak mampu menampung debit yang mengalir, hal ini
akibat dari tiga kemungkinan yang terjadi yaitu : kapasitas sistem yang
menurun, debitaliran air yang meningkat, atau kombinasi dari kedua-duanya. Pengertian sistem disiniadalah sistem jaringan
drainase di suatu kawasan. Sedangkan sistem drainase secara umum dapat
didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfung -si untuk
mengurangidan /atau membuang kelebihan air ( banjir ) dari suatu kawa san atau
lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal, jadi sistem drai nase
adalah rekayasa infrastruktur di suatu kawasan untuk menanggulangi adanya
genangan banjir ( Suripin, 2004 ).
Sistem jaringan drainase di suatu kawasan sudah
semestinya dirancang untuk menanampung debit aliran yang normal, terutama pada
saat musim hujan. Artinya kapasitas saluran drainase sudah diperhitungkan untuk
dapat menampung debit air yang terjadi sehingga kawasan yang dimaksud tidak
mengalami genang- an atau banjir. Jika kapasitas sistem saluran drainase
menurun dikarenakan oleh berbagai sebab maka debit yang normal sekalipun tidak
akan bisa ditampung oleh sistem yang ada. Sedangkan sebab menurunnya kapasitas
sistem antara lain, bany- ak terdapat endapan, terjadi kerusakan fisik sistem
jaringan, adanya bangun- an lain di atas sistem jaringan. Pada waktu-waktu
tertentu saat musim hujan sering terjadi peningkatan debit aliran, atau telah
terjadi peningkatan debit yang dikarena kan oleh berbagai sebab, maka kapasitas
sistem yang ada tidak bisa lagi menam pung debit aliran, sehingga mengakibatkan
banjir di suatu kawasan. Sedangkan
penyebab meningkatnya debit antara lain, curah hujan yang tinggi di luar
Drainase juga berhubungan dengan
teknik pertanian dimana pada program studi teknik pertanian memiliki bidang
kajian yaitu Teknik Tanah dan Air (TTA). Bidang ini mengkaji tentang hubungan
saluran drainase dengan pertumbuan tanaman. Dimana pengelolaan saluran drainase
mempengaruhi pertumbuhan tanaman terutama tanaman yang tumbuh dilahan yang
sulit infiltrasi atau klimatologi lahan tersebut memiliki curah hujan tinggi.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu,tentang
pentingnya pembuatan drainase adalah sebagai berikut :
1. Mengenal macam-macam dari saluran draianase dan
kegunaannya
2. Mengenal tipe-tipe penampang saluran drainase
3. Mengukur volume salurana drainase
4. Mengukur volume curah hujan
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Mahasiswa mampu mamperhitungkan bertapa pentingnya
drainaase
2. Memperluas pwngetahuan tentang system pertaian saaat
ini.
3. Meningkatkan keterampilan dalam mengindentifikasi
keadaan lapangan yang membuthkan system drainase.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Landasan
Teori
Sistem jaringan drainase merupakan bagian dari infrastruktur
pada suatu kawasan, drainase masuk pada kelompok infrastruktur air pada
pengelompokan infrastruktur wilayah, selain itu ada kelompok jalan, kelompok
sarana transpor- tasi, kelompok pengelolaan limbah, kelompok bangunan kota,
kelompok energi dan kelompok telekomunikasi ( Grigg 1988, dalam Suripin, 2004
). Air hujan yang jatuh di suatu kawasan perlu dialirkan atau dibuang, caranya
dengan pem- buatan saluran yang dapat menampung air hujan yang mengalir di
permukaan tanah tersebut. Sistem saluran di atas selanjutnya dialirkan ke
sistem yang lebih besar. Sistem yang paling kecil juga dihubungkan denga
saluran rumah tangga dan dan sistem saluran bangunan infrastruktur lainnya,
sehingga apabila cukup banyak limbah cair yang berada dalam saluran tersebut
perlu diolah ( treatment ). Seluruh proses tersebut di atas yang disebut
dengan sistem drainase ( Kodoatie, 2003 ).
Bagian infrastruktur (sistem drainase ) dapat
didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi
dan /atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan
dapat difungsikan secara optimal. Dirunut dari hulunya, bangunan sistem
drainase terdiri dari saluran penerima ( interseptor drain ), saluran
pengumpul ( colector drain ), saluran pembawa ( conveyor drain ),
saluran induk ( main drain ) dan badan air penerima ( receiving
waters). Di sepanjang sistem sering dijumpai bangunan lainnya, seperti
gorong-gorong, siphon, jembatan air ( aquaduct ),pelimpah, pintu-pintu
air, bangunan terjun, kolam tando dan stasiun pompa. Pada sistem
drainase yang lengkap, sebelum masuk ke badan air penerima air diolah
dahulu pada instalasi pengolah air limbah ( IPAL ), khususnya untuk sistem
tercampur. Hanya air yang telah memliki baku mutu tertentu yang dimasukkan ke
dalam badan air penerima, biasanya sungai, sehingga tidak merusak lingkungan (
Suripin, 2004 ).
2.2. Kegunaan Drainase
Drainase akan terus berkembang seiring berkembangnya
zaman, pada saat ini saja sudah banyak drainase yang ada pada kehidupan kita,
baik itu dari system drainase, jenis drainesi, bentuk drainase dan sebagainya
sudah mengalami kemajuan yang signifikan. Namun secara singkat penggunaan
drainase itu bertujuan untuk mempertahankan keadaan lestari dari lingkungan.
Kegunaan drainase dapat di jelaskan sebagai berikut :
1. Mengeringkan bagian wilayah yang
permukaan lahannya rendah dari genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif
berupa kerusakan infrastruktur dan harta benda milik masyarakat.
2. Mengalirkan kelebihan air
permukaan ke badan air terdekat secepatnya agar tidak membanjiri/ menggenangi
wilayah pertanian.
3. Mengendalikan sebagian air
permukaan akibat hujan yang dapat dimanfaatkan untuk persediaan air dan
kehidupan akuatik.
4. Meresapkan air permukaan untuk
menjaga kelestarian air tanah
Drainase
merupakan salah satu faktor pengembangan irigasi yang ber kaitan dalam pengolahan banjir
(flood protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai air
pada tanaman. Drainase merupakan suatu sistim pembuangan air untuk mengalirkan
kelebihan air di permukaan tanah maupun dibawah tanah, sehingga dengan demikian
drainase dibagi menjadi dua macam, yaitu :
air tanah.Drainasedi perlukanuntukmengalirkan air,
baik yang berasal dari hujan lokal maupun air kiriman dalam tempo yang singkat.
System ini juga di manfaatkan pada musim kering untuk meningkatkan kondisi tanah
yaitu mene kan derajat keasinan (salinitas) di daerah yang bersangkutan. Pada jenis
tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi ketinggian muka air
tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan persyaratan hidupnya.
2.3 Tingkat system drainase, yaitu :
1. Tersier drainage
2. Secondary drainage
3. Main drainage
4. Sea drainage
2.4 Desain
kriteria harus sesuai dengan :
a. Kebutuhan
b. Pertimbangan
ekonomis
c. Kondisialam,
meliputi
a. Segihidrologis.
b. Segitopografis.
c. Segigeologis.
1. Segihidrologis.
Tergantung dari data curah hujan didaerah tersebut dengan
intensitas 3 – 5 hari berturut turut dan harus habis mengalirkan air.
2. SegiTopografis
Dalam pembuatan drainase ini sangat diperlukan bentuk topografis
yang mem punyai ketinggian yang berbeda.Sehingga selalu memungkin kanadanya bedatinggi
yang akan menyebabkan air tetap mengalir. Disampingitu agar saluran drainase ini
diusahakan berupa galian semua sedang kantimbunan dihindarkan agar mendapatkan kemiringan
saluran yang dapat mengalirkan air dari hulu kehilir. Apa bila terpaksa
terjadi saluran drainase timbunan, maka kemiringan saluran harus diusahakan kecil.
Rumus :
Q = F . V
V = K . R2/3 . I ½
I = Jika I
kecilmaka V = kecildan F = besar.
Dengan demikian perlu dibuat drainase dengan kedalaman
kecil tetapi lebar. Tetapi dalam hal ini akan mengakibatkan adanya pengendapan sehingga
diikuti adanya eksploitasi sebagai berikut :
I = Di sesuaikan kelandaiannya dengan tanah setempat maka [1-2].10-4
V= [0,5 – 0,6] m/s
Dalam drainase juga terdapat kecepatan maximum, tetapi
ada batas – batas tertentu untuk menghindari gesekan/keausansaluran.
3. Segigeologis.
a. Kemiringan talud [tg a]
Harus memperhatikan dan disesuaikan dengan sudut geser
dalam tanah dan besarnya kohesi tanah yang bersangkutan.Saluran drainase makin curam
maka air yang mengalirmakinderas, sehingga makin cepat dinding saluran aus- karenaterkikis.
b. Kecepatanaliran air.
c.DrainaseModul.
Drainase
modul adalah jumlah air yang harus didrainase karena apabila tidak akan
menimbulkan genangan, hal ini tergantung dari curah hujan. Data n tahun, dengan
data hujan per 1 hari, 2 hari, atau 3 hari.
Dalam tugas ini dipakai dasar hujan 3 hari didrainase
3 hariden gangenangan, menggunakanrumus:
¨ Hujan 3 hari di drainase, 3 haridengangenangan
Dimana :
Dn = R( n )T + n( IR – ET – P ) – S
Dimana :
R = Jumlah hujan dari dan hari
S = Storage
N = Jumlah hari
I = Irrigation Supplay
P = Perkolasi
ET = Evapotranspirasi
DM = Drainage Module
Drainase
merupakan salah satu factor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam
pengolahan banjir (float protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk
memberikan suplai air pada tanaman . Drainase dapat juga diartikan sebagai
usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.
Jenis – jenis
drainase :
- Menurut sejarah terbentuknya :
1. Drainase alamiah (natural
drainage)
Terbentuk
secara alamiah, tidak terdapat bangunan penunjang.
2. Drainase buatan (artificial
drainage)
Dibuat
dengan tujuan tertentu, memerlukan bangunan khusus.
- Menurut letak bangunan :
1. Drainase permukaan tanah (surface
drainage)
Suatu
system pembuangan air untuk menyalurkan air dipermukaan tanah. Hal ini berguna
untuk mencegah adanya genangan.
2. Drainase bawah permukaan tanah
(subsurface drainage)
Suatu sistem pembuangan untuk
mengalirkan kelebihan air dibawah tanah.
Pada jenis tanaman tertentu drainase
juga bermanfaat untuk mengurangi ketinggian muka air tanah sehingga tanaman
dapat tumbuh dengan baik.
4. Menurut fungsi :
1. Single purpose
Suatu
jenis air buangan : air hujan, limbah domestic, limbah industri dll.
2. Multi purpose
5. Beberapa jenis air buangan
tercampur.
6. Menurut kontruksi :
1. Saluran terbuka
2. Saluran tertutup
Sistem drainase dibagi menjadi:
1. tersier drainage
2. secondary drainage
3. main drainage
4. sea drainage
2.5.
Permasalahan drainase:
Permasalah
drainase perkotaan bukanlah hal yang sederhana. Banyak faktor yang mempengaruhi
dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan, antara lain :
1. Peningkatan debit
Manajemen
sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan pendangkalan /penyempitan
saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase menjadi berkurang,
sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah
genangan.
2. Peningkatan jumlah penduduk
Meningkatnya
jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari pertumbuhan maupun
urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu diikuti oleh penambahn
infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatn penduduk juga selalu diikuti
oleh peningkatan limbah, baik limbah cair maupun pada sampah.
3. Amblesan tanah
Disebabkan
oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan beberapa bagian kota
berada dibawah muka air laut pasang.
4. Penyempitan dan pendangkalan saluran
5. Reklamasi
6. Limbah sampah dan pasang surut
Penanganan drainase perkotaan :
a. Diadakan penyuluhan akan pentingnya
kesadaran membuang sampah
b. Dibuat bak pengontrol serta saringan agar
sampah yang masuk ke drainase dapat dibuang dengan
cepat agar tidak mengendap
c. Pemberian sanksi kepada siapapun
yang melanggar aturan terutama pembuangan sampah
sembarangan agar masyarakat mengetahui pentingnya melanggar drainase.
d. Peningkatan daya guna air,
meminimalkan kerugian serta memperbaiki konservasi
lingkungn.
e. Mengelola limpasan dengan cara mengembangkan
fasilitas untuk menahan air hujan, menyimpan air hujan maupun pembuatan
fasilitas resapan.
1.
Drainase Jalan Raya
Drainase
jalan raya dibedakan untuk perkotaan dan luar kota.Umumnya di perkotaan dan
luar perkotaan,drainase jalan raya selalu mempergunakan drainase muka tanah
(Surface drainage). Di perkotaan saluran muka tanah selalu ditutup sebagai bahu
jalan atau trotoar. Walaupun juga sebagaiman diluar perkotaan, ada juga saluran
drainase muka tanah tidak tertutup (terbuka lebar), dengan sisi atas saluran
rata dengan muka jalan sehingga air dapat masuk dengan bebas. Drainase jalan
raya pi perkotaan elevasi sisi atas selalu lebih tinggi dari sisi atas muka
jalan. Air masuk ke saluran melalui inflet. Inflet yang ada dapat berupa inflet
tegak ataupun inflet horizontal. Untuk jalan raya yang lurus, kemungkinan letak
saluran pada sisi kiri dan sisi kanan jalan. Jika jalan ke arah lebar miring ke
arah tepi, maka saluran akan terdapat pada sisi tepi jalan atau pada bahu
jalan, sedangkan jika kemiringan arah lebar jalan kea rah median jalan maka
saluran akan terdapat pada median jalan tersebut. Jika jalan tidak lurus
,menikung, maka kemiringan jalan satu arah , tidak dua arah seperti jalan yang
lurus. Kemiringan satu arah pada jalan menikung ini menyebabkan saluran hanya
pada satu sisi jalan yaitu sisi yang rendah. Untuk menyalurkan air pada saluran
ini pada jarak tertentu,direncanakan adanya pipa nol yang diposisikan dibawah
badan jalan untuk mengalirkan air dari saluran.
2.
Drainase Lapangan Terbang
Drainase
lapangan terbang pembahasannya difokuskan pada draibase area run way dan
shoulder karena runway dan shoulder merupakan area yang sulit diresapi, maka
analisis kapasitas / debit hujan memepergunakan formola drainase muka tanah
atau surface drainage.
Kemiringan
keadan melintang untuk runway umumnya lebih kecil atau samadengan 1,50 % ,
kemiringan shoulder ditentukan antara 2,50 % sampai 5 %.Kemiringan kea rah
memanjang ditentukan sebesar lebih kecil atau sama dengan 0,10 % ,ketentuan
dari FAA. Amerika Serikat , genangan air di permukaan runway maksimum 14 cm,
dan harus segera dialirkan.
Di sekeliling pelabuhan udara
terutama di sekeliling runway dan shoulder , harus ada saluran terbuka untuk
drainase mengalirkan air (Interception ditch) dari sis luar lapangan terbang.
3.
Drainase Lapangan Olahraga
Drainase
lapangan olahraga direncanakan berdasarkan infiltrasi atau resapan air hujan
pada lapisan tanah, tidak run of pada muka tanah (sub surface drainage) tidak
boleh terjadi genangan dan tidak boleh tererosi.Kemiringan lapangan harus lebih
kecil atau sama dengan 0,007. Rumput di lapangan sepakbola harus tumbuh dan
terpelihara dengan baik. Batas antara keliling lapangan sepakbola dengan
lapangan jalur atletik harus ada collector drain.
5.6 Metoda
5.6.1
Alat dan Bahan
1.
Data curah hujan terakhir
2.
Meteran
3.
Alat-alat tulis
5.6.2
Cara Kerja
1.
Mengukur volume saluran drainase bardasarkan bentuk penampangnya
2.
Menghitung volume curah hujan yang didapat dari data diameter ombrometer
dan data curah hujan 10 tahun terakhir
3.
Membandingkan volume saluran drainase dengan volume curah hujan untuk
mengetahui kelayakan dari saluran drainase tersebut.
5.5 Hasil dan Pembahasan
5.5.1 Hasil
Table 1 : Data curah hujan 10 tahun
No
|
Tahun
|
NilaiCH(mm)
|
CH (m)
|
Ombrometer
|
VOLUME (m³)
|
||
d (m)
|
t (m)
|
A (m²)
|
|||||
1
|
2006
|
13.179
|
0.013179
|
0.145
|
0.2
|
0.016505
|
0.0002175144529
|
2
|
2005
|
13.179
|
0.013179
|
0.145
|
0.2
|
0.016505
|
0.0002175144529
|
3
|
2004
|
10.49
|
0.01049
|
0.145
|
0.2
|
0.016505
|
0.0001731335163
|
4
|
2003
|
8.029
|
0.008029
|
0.145
|
0.2
|
0.016505
|
0.0001325156341
|
5
|
2002
|
11.049
|
0.011049
|
0.145
|
0.2
|
0.016505
|
0.0001823596016
|
6
|
2001
|
7.34
|
0.00734
|
0.145
|
0.2
|
0.016505
|
0.0001211439475
|
7
|
2000
|
9.153
|
0.009153
|
0.145
|
0.2
|
0.016505
|
0.0001510668326
|
8
|
1999
|
11.678
|
0.011678
|
0.145
|
0.2
|
0.016505
|
0.0001927410108
|
9
|
1998
|
13.827
|
0.013827
|
0.145
|
0.2
|
0.016505
|
0.0002282094499
|
10
|
1997
|
5.006
|
0.005006
|
0.145
|
0.2
|
0.016505
|
0.0000826221528
|
Jumlah
|
0.0016988210513
|
||||||
rata-rata
|
0.0001698821051
|
Table 2 : Data saluran drainase
No
ulangan
|
Panjang (m)
|
Lebar (mm)
|
Tinggi (m)
|
Volume (m3)
|
1
|
36.1
|
0.6
|
1.42
|
15.3786
|
2
|
11.54
|
0.55
|
1.34
|
4.2549
|
3
|
8.30
|
0.56
|
0.89
|
2.068
|
4
|
4.30
|
0.54
|
0.87
|
1.01007
|
5
|
10.27
|
0.56
|
0.91
|
2.6168
|
6
|
1.9
|
0.55
|
1.01
|
0.5277
|
7
|
2.73
|
0.58
|
0.99
|
7.8378
|
8
|
9
|
0.53
|
0.86
|
2.0511
|
9
|
12.98
|
0.56
|
12.5
|
4.543
|
10
|
5,10
|
0.56
|
1.44
|
2.05632
|
11
|
18,2
|
0.54
|
1.30
|
6,3882
|
12
|
36.50
|
0.54
|
1.19
|
11.7274
|
|
Jumlah
|
60.45748 m3
|
||
|
Rata-rata
|
5,038123m3
|
1.5.2
Pembahasan
Berdasarkan dari
pengolahan data hasil
praktikum yang yang kami lakukan diperoleh data
bahwasanya voloume saluran sebesar dan data curah hujan hujan 10 tahun terakhir
yang yang
kami olah, adalah data diperoleh dari stasiun klimatologi Gunung Nago.
Berdasarkan hasilnya didapatkan volume curah hujan sebesar 16.32 .
Maka hasil ini lebih kecil dibandingkan daripada volume saluran drainase yang kami
dapat selama praktikum. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa saluran
drainase yang ada disekitaran parkir jurusan teknik pertanian ini mampu
menepung curah hujan secara baik dan mampu menyalurkannya kesaluran yang lain
dan langsung ke sungai.
Berdasarkan
data yang telah didapatkan dan jika kita perbandingkan antara data curah hujan
dan besarnya volume saluran yang ada hal ini akan jauh dari banjir akan tetapi
hal ini akan berakibatkan banjir apabila masyarakat tidak dapat menjaga
kebiasaan dalam membuang sampah sembarangan ke daerah saluran drainase maka
dari itu harus timbul kesadaran dari masyarakat itu sendir untuk menjaga
saluran drainase agar lebih terjaga.
5.7
Kesimpulan dan saran
5.7.1 Kesimpulan
Jika kita lihat dari bangunan drainase ini dan
kita lihat juga data curah hujan yang ada
saluran ini termasuk bangunan yang lumayan besar jadi dapat dikatakan
tidak berbahaya jika kita hubungkan dengan banjir dalam pemakaian saluran
drainase ini
Namun drainase tersebut belum bisa dikatakan layak, karena saluran
tersebut terlalu besar untuk menampung curah hujan yang sedikit. Ini hanya akan
membuang-buang biaya Karena pembuatan saluran yang terlalu mahal.
6.7.2 Saran
Sebelum membuat saluran pada satu daerah harus
mempertimbangkan data –data dari badan klimatologi. Karena dengan mengetahui
keadaan data curah hujan yang ada kita dapat memperkirakan besar dan kecilnya
bangunan saluran drainase yang akan dibangun .
Dan dalam perawatanya sebaiknya dimulai dari kesadaran
masyarakat itu sendir karena salah satu permasalahan banjir yang ada adalah
membuang sampah ke dalam sungai ataupun saluran drainase hal ini lah yang akan
mengakibatkan terumbatnya saluran yang nantinya akan menyebabkan banjir.
LAMPIRAN OBJEK
5
DRAINASE
1. V1 = (∑t
× p) ×l
2
= {(0,54m + 0,88m)× 36.1 }×0,6m
2
= 15,3786
2. V1 = (∑t
× p) ×l
2
= {(0.88 + o,46) ×11,54}×0,55m
2
= 4,2525
3. V1 = (∑t
× p) ×l
2
= {(0,46 + 0,43 )×0,83}×0,56m
2
= 2,0648
4. V1 = (∑t
× p) ×l
2
= {(0,43 + 0,44 )×4,3}×0,54
2
= 1,0101
5. V1 = (∑t
× p) ×l
2
= {(0,44 + 0,42 )×10,27×0,56m
2
= 2,6168
6. V1 = (∑t
× p) ×l
2
= {(0,47 + 0,54 )×1,9 ×0,55m
2
= 0,5277
7. V1 = (∑t
× p) ×l
2
= {(0,54 +0,45 )×27,3 ×0,58m
2
= 7,8378
8. V1 = (∑t
× p) ×l
2
= {(0,45 + 0,41 )×9 ×0,53m
2
= 2,0511
9. V1 = (∑t
× p) ×l
2
= {(0,41 + 0,84)×12,98 ×0,56m
2
= 4,543
10. V1 = (∑t
× p) ×l
2
= {(0,84 + 0,6}5,11 ×0,56m
2
= 2,0563
11. V1 = (∑t
× p) ×l
2
= {(0,6 + 0,7)×18,2} ×0,54m
2
= 6,3882
12. V1 = (∑t
× p) ×l
2
= {(0,7 + 0,49)×36,5} ×0,54m
2
= 11,7275
Volume total = V1 + V2 +V3 +V4 +V5 + V6 + V7 + V8 + V9
+ V10 + V11 + V12
= 15,768 + 4,2525 + 2,0684 + 1,0101 +
2,6168 + 0,5277 + 7,8378 + 2,0511 +
4,5430 + 2,0563 + 6,3882 + 11,7275
= 60,4579
Volume rata-rata = Volume total
12
= 60,4579
= 5,03
Tidak ada komentar:
Posting Komentar