Translate

Selasa, 22 Juli 2014

KATAPENGANTAR
            Segala puji dan rasa syukur selalu penulis sampaikan  kepada Allah SWT, atas segala Rahmad dan karunia yang dilimpahkanNya kepada penulis, khususnya dalam menyelesaikan Laporan Parktek Kerja Lapangan (PKL). Laporan ini penulis susun berdasarkan hasil pengamattan dan data-data yang diperoleh saat melakukan PKL di PT. Parung Farm. Parung, Bogor Jawa Barat serta di tunjang oleh beberapa buah buku yang sesuai dengan judul PKL..
            Dengan telah selesainya laporan PKL ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
-  Bapak Dr. Ir. Eri Gas Ekaputra, MS selaku pembimbing PKL yang telah memberi motivasi dan masukan pada saat PKL maupun pada saat menyelesaikan laporan ini.
-          Bapak Sarmin selaku pembimbing PKL yang telah memberikan penulis wawasan yang luas tentang Pengetahuan sistem Hidroponik
-          Ayah dan Ibu yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam menjalankan praktek keja lapangan ini dan penulis berharap, Semoga mereka sehat selalu.Mas Iwan, Gepeng dan Suhendra selaku karyawan dalam proses budidaya bagian produksi yang sabar dalam memberikan ilmunya kepada  penulis.Staf-Staf dan Karyawan lainnya yang pernah penulis ajak dalam berdiskusi mengenai system Hidroponik. Serta kepada rekan – rekan saya Harly Meta Asbani, Widyawati, Gusti Nurul Hayati, Metria Dan Rini Listia Putri yaitu peserta PKL yang juga telah banyak memberikan masukan kepada penulis.
Penulis juga menyadari dalam pembuatan Laporan PKL ini terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan Laporan PKL ini.
                                                           
                                                                                                Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................   i
KATA PENGANTAR...................................................................................   ii
DAFTAR ISI..................................................................................................   iii
DAFTAR TABEL..........................................................................................   iv
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................   v
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................   vi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................   1
1.2 Tujuan....................................................................................................   2
1.3 Manfaat..................................................................................................   3
1.4 Desksripsi Tempat Penelitian.................................................................   3
1.5 Waktu Pelaksanaan PKL dan Jadwal Kegiatan....................................   6
II. PEMBAHASAN SISTEM HIDROPONIK
2.1 Sistem Hidroponik.................................................................................   7
2.2 Manfaat Hidroponik..............................................................................   13
2.3 Hidroponik KIT.....................................................................................   14
2.4 Alat Pengatur Sistem Irigasi Otomatis (TIMER)..................................   17
2.5 Prinsip Kerja Alat Pengatur Sistem Irigasi Otomatis (TIMER).............   26
2.6 Pembuatan Alat Pengatur Sistem Irigasi Otomatis (TIMER)................   27

III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan............................................................................................   35
3.2 Saran......................................................................................................   36
DAFTAR PUSTAKA   .................................................................................    vi
LAMPIRAN ..................................................................................................    vii



DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan PKL....................................................................   6



DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur Pimpinan Perusahaan Parung Farm..................................   5
Gambar 2 .Wick System...................................................................................   8
Gambar 3. Water Culture.................................................................................   9
Gambar 4. Ebb and Flow.................................................................................   10
Gambar 5. Drip System....................................................................................   11
Gambar 6. NFT ................................................................................................   12
Gambar 7. Aeroponic.......................................................................................   12
Gambar 8. Hidroponik KIT 3 dan 5 Tingkat....................................................   15
Gambar 9. Ukuran Pipa...................................................................................   15
Gambar 10. Relay.............................................................................................   19
Gambar 11. Dioda............................................................................................   19
Gambar 12. Kapasitor.......................................................................................   21
Gambar 13. Bentuk Fisik Kapasitor.................................................................   22
Gambar 14. Kapasitor Kecil.............................................................................   23
Gambar 15. Kapasitor Terbuka.........................................................................   23
Gambar 17. Macam- Macam Kapasitor............................................................   24
Gambar 18. Permukaan PCB............................................................................   25
Gambar 19. LED..............................................................................................   26
Gambar 20. Potensiometer...............................................................................   26
Gambar 21. Rangkaian Timer...........................................................................   27
Gambar 22. Stuktur TIMER.............................................................................   28
Gambar 23. Adaptor.........................................................................................   30
Gambar 24. Timer.............................................................................................   31
Gambar 25. Prinsip Kerja Timer.......................................................................   32



DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat keterangan telah melakukan PKL dari instansi tempat pelaksanaan PKL
Lampiran 2. Lembar penilaian PKL oleh Pembimbing Lapangan
Lampiran 3. Dokumentasi


I.    PENDAHULUAN
1.1    Latar belakang
Universitas Andalas merupakan salah satu universitas yang terkemuka   se- asia tenggara. Dimana lulusan universitas ini diharapkan mampu bersaing di dunia kerja dengan mahasiswa lulusan universitas lainnya. Oleh karena itu beberapa Fakultas di Universitas Andalas telah memasukkan mata kuliah praktek kerja lapangan ( PKL ) ataupun kerja praktek ( KP ) sebagai mata kuliah yang wajib di ambil oleh mahasiswa semester akhir.
Penyelenggaraan PKL adalah upaya Fakultas Teknologi Pertanian Unand untuk membekali calon lulusan dengan pengalaman kerja di dunia kerja yang sesungguhnya di bidang-bidang yang terikat secara langsung maupun tidak langsung dengan sektor pertanian dalam arti luas. Prakter Keja Lapangan (PKL) merupakan salah satu mata kuliah yang terdapat dalam kurikulum Fakultas Teknologi Pertanian Unuiversitas Andalas (Fakultas Teknologi Pertanian Unand). Kegiatan diselenggarakan pada semester tujuh dengan bobot tiga satuan kredit semester (SKS) dan ditempuh selama satu bulan pada saat libur akademik menjelang semester delapan.
Pelaksaan PKL di program studi Teknik Pertanian Universitas Andalas dilakukan di perusahaan yang pada umumnya bergerak di bidang Teknik Pertanian, selain perusahaan yang bergerak dibidang Teknik Pertanian, ada juga beberapa tempat yang di sarankan untuk melaksanakan praktek kerja lapangan ini, seperti di kedinasan baik di dalam  Sumatera Barat  maupun diluar Sumatera Barat.
Praktek kerja lapangan yang dilaksanakan di Parung Farm merupakan kegiatan yang bergerak dalam bidang Budidaya sayur-sayuran dengan menggunakan sistem Hidroponik secara berkelanjutan untuk memenuhi permintaan sayur dipasar. Hidroponik merupakan salah satu teknik pertanian moderen yang sering terdengar dalam dunia pertanian khususnya dalam ruang lingkup fakultas pertanian, namun praktikum atau pembelajaran tentang hidroponik masih kurang sehingga menimbulkan inisiatif bagi penulis untuk melakukan Kuliah Kerja Profesi tentang hidroponik sayuran untuk menambah wawasan tentang teknik bercocok tanam. Selain itu sayuran merupakan salah satu tanaman pangan penting bagi ketahanan pangan nasional.
Pemilihan lokasi Kuliah Kerja Profesi  di Kebun Hidroponik Parung Farm dikarenakan tempat ini selain menyediakan pelatihan budidaya tanaman secara hidroponik bagi umum juga sebagai salah satu produsen sayuran terbesar di Indonesia yang khusus ditanam secara hidroponik dan aeroponik.
Dengan semakin berkurangnya lahan pertanian, dimana terjadi peralihan fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi bangunan dan sebagainya, maka perlu adanya alternativ lain untuk dapat memperoduksi kebutuhan sayuran sehat dan bermutu yang bisa diproduksi dalam skala besar atau dalam skala rumah tangga sehingga mampu memenuhi kebutuhan sayur-sayuran. Salah satunya adalah budidaya sayuran dengan sistem hidroponik ini. Sistem Hidroponik ini jika dikembangkan dalam skala rumah tangga , maka bisa dengan manggunakan sistem hidroponik KIT yaitu, sistem budidaya sayuran pada pipa- pipa yang sudah didsain sedemikian rupa sehingga bisa ditanami sayur-sayuran. Hidroponik KIT ini lah pengairannya diatur dengan menggunakan “Alat Pengatur Waktu Otomatis (TIMER)” yang berfungsi menentukan kapan tanaman pada hidroponik KIT dialiri oleh air yang bernutrisi. Oleh karena itu penulis memilih untuk melakukan praktek kerja lapangan (PKL) di Parunng Farm, karena peusahan ini memmang konsisten dalam melakukan budidaya sayuran dengan sistem hidroponik.
1.2    Tujuan
            Adapun tujuan dalam melaksanakan praktek kerja lapangan ( PKL ) ini adalah sebagai berikut :
1.      Mahasiswa mampu beradaptasi dengan dunia kerja yang pada dasarnya adalah salah satu pengaplikasian ilmu yang di dapat di bangku kuliah
2.      Mahasiswa mampu bersaing dengan lulusan lainnya dalam dunia kerja dengan adanya pengalaman yang dimiliki mahasiswa itu sendiri.
3.      Ikut serta  dalam  kegiatan Pembangunan serta pemanfaatan hasil sayur-sayuran di Parung Farm.
1.3    Manfaat
            Beberapa manfaat yang di dapat dalam melakukan praktek kerja lapangan adalah sebagai berikut :
1.      Mendapatkan beberapa pengalaman kerja  dalam memasuki dunia kerja baik dalam sisi ilmu ataupun aplikasinya dilapangan
2.      Dapat memahami keadaan yang terdapat dalam dunia kerja, sehingga pada saat memasuki dunia kerja, kita tidak asing lagi dengan keadaaan dalam dunia kerja.

1.4    Deskripsi tempat PKL
a.    Sejarah Parung Farm
            Kebun Hidroponik Parung didirikan pada November 1998 oleh Subagyo Karsono dan Sudibyo Karsono. Pada tanggal 1 Januari 2001 Kebun Hidroponik berubah nama menjadi Parung Farm. Awalnya Kebun Hidroponik Parung didirikan untuk menyalurkan hobi pemiliknya akan budidaya hortikultura yang kemudian dikembangkan untuk produksi tanaman dan pelatihan hidroponik. Parung Farm terdiri atas dua perusahaan yaitu PT. Kebun Sayur Segar dan CV. Kebun Anggrek. PT. Kebun Sayur Segar didirikan pada bulan Juni 2003 yang merupakan salah satu unit usahanya di bidang komersial. Parung Farm memiliki tiga kebun yaitu kebun Parung, Bintang Delapan, dan Cugenang. Parung Farm memiliki kebun seluas 9,8 yang terdiri dari tiga kebun, yaitu di Parung seluas 3,8 Ha, di Sukabumi seluas 4 Ha dan di Cianjur seluas 2 Ha.
Parung Farm merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang agribisnis sayuran. Parung farm mengawali usaha dengan melakukan pelatihan budidaya hidroponik, budidaya anggrek dan kultur jaringan anggrek. Namun  tidak hanya mengkhususkan usaha pada pendidikan dan pelatihan tetapi mulai mencoba bidang komersial, yaitu produksi dan penjualan sayuran yang ditanam secara hidroponik. Parung Farm sebagai lembaga pelatihan menyediakan program pelatihan mengenai hidroponik bagi masyarakat. Sistem hidroponik yang digunakan sebagai sarana penunjang pelatihan yaitu aeroponik, Nutrient Film Technique (NFT), Deep Flow Technique (DFT), Top Feeding, dan Ebb and Flow.
b.   Letak Geografis
Parung Farm berlokasi di Jalan Raya Parung-Bogor No. 546, Kampung Jati, Desa Parung, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi kebun Parung berada pada 6° 26’ LS dan 106° 44’ BT dan terletak pada ketinggian 100 m diatas permukaan laut (dpl).
Adapun batas kebun hidroponik yaitu:
Sebelah Utara        : Desa Jabon
Sebelah Selatan     : Desa Gunung Sindur
Sebelah Barat        : Desa Waru Jaya
Sebelah Timur       : Kota Depok
Kebun Parung memiliki iklim tropis yang sesuai untuk jenis sayuran yang diproduksi sehingga sayuran dapat tumbuh dengan baik. Daerah ini memiliki musim hujan pada bulan Oktober-Maret dan musim kemarau pada bulan April-September. Lokasi ini memiliki suhu 26°C – 35°C, kelembaban udara 70%, serta curah hujan rata-rata 2.774 mm/tahun (Parung Farm, 2009).
c.    Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Parung Farm merupakan perusahaan milik pribadi sehingga dipimpin oleh pemiliknya, yang juga berstatus sebagai direktur perusahaan. Direktur bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan. Struktur organisasi Parung Farm terdiri atas direktur utama Kebun Sayur Segar (KSS), direktur utama Kebun Anggrek Parung (KAP), serta direktur utama Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan (BANGDIKLAT).
 Kebun Sayur Segar (KSS) dipimpin oleh direktur utama yang membawahi manajer produksi, manajer pemasaran, bagian administrasi dan keuangan. Manajer produksi bertugas untuk mengawasi dan menangani produksi sayuran, manajer pamasaran bertugas menangani pendistribusian sayuran ke supermarket-supermarket. Bagian administrasi dan keungan bertugas untuk menangani keuangan perusahaan dan pemberian gaji karyawan. Untuk divisi Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan memiliki tugas untuk memberikan pengetahuan tentang hidroponik dan sekaligus mengadakan pelatihan hidroponik untuk pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum. Dibawah ini adalah sturktur organisasi dari Parung Farm.
Kebun Cugenang
Kebun Parung
PIMPINAN
Unit Kebun Anggrek Parung (KAP)
Unit Kebun Sayur Segar (KSS)

BANGDIKLAT
BagianAdministrasi
dan Keuangan
Bagian Produksi
Bagian Pemasaran

Kebun Bintang Delapan
 








Sumber: Parung Farm
Gambar 1. Struktur Pimpinan Perusahan Parung Farm
Tenaga kerja Parung Farm terdiri atas karyawan tetap dan karyawan tidak tetap. Karyawan tetap terbagi menjadi dua, yaitu karyawan tetap harian dan bulanan. Karyawan tetap harian menerima gaji setiap minggu berdasarkan kehadiran setiap harinya, sedangkan karyawan tetap bulanan menerima gaji setiap akhir bulan tanpa memperhitungkan kehadiran. Karyawan tetap harian bekerja di bagian penanaman, dan karyawan tetap bulanan bekerja di bagian administrasi, produksi, pemasaran, sopir, dan keamanan.
Karyawan tidak tetap adalah karyawan yang bekerja di bagian pasca panen. Tenaga kerja tidak tetap digaji setiap hari dengan memperhitungkan kehadiran. Selain itu terdapat pula karyawan borongan, yaitu karyawan yang bekerja secara borongan dengan waktu kerja jika ada panggilan pekerjaan. Jam kerja karyawan pada bagian produksi yaitu jam 07.00-15.00 WIB dengan waktu istirahat pada pukul 11.00-13.00 WIB, sedangkan jam kerja karyawan bagian administrasi yaitu dari pukul 08.00-16.00 WIB dengan waktu istirahat pukul 12.00-13.00 WIB. Seluruh karyawan memiliki enam hari kerja dalam satu minggu. Penerimaan gaji karyawan antara satu dan yang lain tidak sama, tergantung dari jenis pekerjaan, ketrampilan, prestasi dan lamanya pekerjaan. Gaji karyawan di bagian produksi yaitu Rp 500 000 – Rp 800 000 per bulan.
1.5    Waktu pelaksanaan PKL
            Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Kuliah Kerja Profesi (KKP) ini dilakukan di Kebun Hidroponik Parung Farm Desa Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Praktek umum ini dimulai sejak tanggal 02 Januari hingga tanggal 88 Februari 2014. Dalam pelaksanaan PKL ini berdasarkan program kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan itu sendiri agar peserta PKL dapat mengetahui metode-metode yang diterapkan oleh perusahaan. Namun program kerja yang diajukan oleh peserta PKL adalah sebagai berikut:
No.
Program Kerja
Kegiatan
1.
Pembekalan
-          Pengarahan dan pengenalan lingkungan kebun hidroponik
-          Materi hidroponik
-          Teknik budidaya hidroponik
2.
Budidaya sayuran hidroponik
-          Persiapan media tanam
-          Pembibitan
-          Penanaman
-          Pemeliharaan
-          Panen
3.
Penanganan pasca panen
-          Sortasi dan grading
-          Pengemasan
4.
Pemasaran
-          Strategi pemasaran
-          Saluran pemasaran
Table 1. Jadwal pelaksanan PKL
II.     APLIKASI ALAT PENGATUR WAKTU OTOMATIS (TIMER)
PADA SISTEM HIDROPONIK KIT
2.1    Sistem Hidroponik
1.      Pengertian Hidroponik
Hidroponik berasal dari bahasa Latin yang berarti “Working Water atau Pemberdayaan Air”. Kenyataannya hidroponik adalah menanam tanaman tanpa tanah, atau sering disebut “Dirtless Gardening/ Berkebun Tanpa Kotoran”. Dalam prakteknya, hidroponik berarti menanam tumbuhan dalam air dan larutan nutrisi, tanpa tanah.
Sistem bercocok tanam ala hidroponik kini makin banyak dipilih karena merupakan budi daya tanaman tanpa media tanah. Sistem bercocok tanam yang lebih banyak menggunakan air sebagai sumber nutrisi utama ini biasanya dilakukan di dalam greenhouse. Pasalnya, faktor-faktor ekosistem bisa lebih mudah dikendalikan sehingga risiko terhadap pengaruh cuaca pun bisa diperkecil. Ide awal kebun hidroponik muncul dalam menyiasati keterbatasan lahan, waktu, dan cara pemeliharaan. Dengan hidroponik, tanaman tumbuh di dalam media tanam, tetapi tanaman tidak mendapatkan apa-apa dari media tanam tersebut. Tanaman hanya menerima apa yang kita berikan, tidak lebih tidak kurang. Kita memiliki kontrol total atas pH, nutrisi dan kepekatan dari nutrisi tersebut.
Selain air, medium lain yang bisa digunakan dalam sistem bertanam hidroponik ini ialah air, kerikil, pasir, spon, atau gel. Sedangkan tanaman yang bisa tumbuh dengan sistem hidroponik pun juga bermacam-macam. Yang biasa ditanam dengan menggunakan sistem hidroponik umumnya adalah tanaman apotek hidup, sayuran, dan tanaman hias.
Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan sistem berkebun hidroponik. Di antaranya, produksi tanaman lebih tinggi, lebih terjamin dari hama dan penyakit, tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian pupuk lebih hemat, bila ada tanaman yang mati, bisa dengan mudah diganti dengan tanaman baru, dan tanaman memberikan hasil yang kontinu. Kualitas daun, bunga, atau buah pun lebih sempurna dan tidak kotor.
Untuk media tanamnya pun sebaiknya yang tidak menyediakan nutrisi bagi tanaman dan tidak mengalami pelapukan dalam jangka pendek. Media tanam untuk hidroponik substrat harus memiliki pori-pori makro dan mikro yang seimbang, sehingga sirkulasi udaranya cukup baik dan daya serap airnya cukup tinggi. Media tanamya selain yang tadi disebutkan yaitu organik, ada juga yang non-organik. Contoh untuk yang bahan organik misalnya: gambut, potongan kayu, serbuk kayu gergaji, kertas, arang sekam, arang kayu, batang pakis, cocopot (sabut kelapa). Sementara itu, contoh bahan anorganiknya adalah pasir, kerikil alam, kerikil sintetik, batu kali, batu apung, perlit, zeolit, pecahan bata/genting, spons, serabut batuan (rockwool). Masing-masing jenis media tanam di atas mempunyai kelebihan dan kekurangan. Media tanam dipilih berdasarkan karakteristik fisika dan kimiawi, ketersediaan, dan biaya.
Terdapat enam tipe dasar dari sistem hidroponik yaitu Wick Sistem, Water Culture, Ebb and Flow, Drip Sistem, NFT (Nutrient Film Technique) dan Aeroponic. Namun sebenarnya terdapat beratus-ratus variasi dari tipe dasar sistem-sistem tersebut, tetapi semua metode hidroponik merupakan sebuah variasi atau kombinasi dari keenam sistem diatas.
2.      Wick Sistem
Gambar 2. Wick Sistem
Sumber: Koleksi Sudibyo Karsono. Disadur dari Hydroponics the Rest of US

Sistem wick merupakan tipe dari sistem hidroponik yang paling mudah. Sistem ini menggunakan prinsip kapilaritas dari suatu bahan. Tanaman biasanya menggunakan media tanam seperti arang sekam yang memiliki porositas yang cukup tinggi dan juga mudah menyerap dan menyebarkan air. Pada media tanam telah diselipkan kain yang dihubungkan dengan tangki air yang berada di bawahnya untuk menyerap air tersebut secara terus-menerus.sehingga jika pada media tanam telah berkurang kadar air karena dipakai dalam respirasi maka secara otomatis sumbu akan menyerap air dan memenuhi media tanam kembali.
Kelebihan sistem ini adalah tidak memerlukan pompa listrik sehingga tanaman tidak akan mati jika terjadi mati listrik. Selain itu bahan yang diperlukan cukup mudah didapatkan dan juga sirkulasi oksigen cukup sering terjadi. Kekurangan dari sistem ini adalah apabiala tanaman berukuran besar atau memerlukan air yang banyak sehingga dapat menghabiskan solusi nutrisi lebih cepat daripada yang dapat disediakan oleh wick.
3.      Water Culture
Gambar 3. Water Culture
Sumber: Koleksi Sudibyo Karsono. Disadur dari Hydroponics the Rest of US
Sistem water culture merupakan sistem termudah dari semua sistem hidroponik aktif. Penopang tanaman biasanya terbuat dari styrofoam dan mengambang langsung di larutan nutrisi. Sebuah pompa udara menyediakan udara ke batu udara yang membuat gelembung-gelembung larutan nutrisi dan menyediakan oksigen bagi akar tanaman.
Sistem ini menjadi pilihan yang cocok untuk menanam selada, tanaman yang cepat pertumbuhannya dan suka sekali dengan air. Kekurangan dari sistem ini adalah tidak dapat dipakai untuk tanaman yang besar atau yang memerlukan waktu lama untuk berkembang.
4.      Ebb and Flow
Gambar 4. Ebb and Flow
Sumber: Koleksi Sudibyo Karsono. Disadur dari Hydroponics the Rest of US

Ebb and Flow atau yang lebih dikenal dengan sistem pasang surut merupakan modifikasi sistem hidroponik sistem sumbu, dimana air tidak dinaikkan ke media tanam melaui sumbu tetapi menggunakan pompa. Tujuan utama dari naik turunnya air ini adalah untuk memudahkan sirkulasi oksigen yang amat dibutuhkan oleh tanaman. Pompa dan timer digunakan untuk mengatur kapan dan berapa lama air akan naik (pasang) ataupun turun (surut). Oleh karena adanya naik turunnya air ini maka disebut sebagai sistem pasang surut.
Kelebihan sistem ini yaitu tanaman mendapat suplai air, oksigen, dan nutrisi secara terus-menerus, sirkulasi oksigen selalu terjadi setiap saat sehingga tanaman akan tumbuh dengan mudah, pertukaran oksigen lebih baik karena terbawa air pasang dan surut, ketinggian air yang naik dan turun sama tinggi sehingga tanaman dapat tumbuh seragam dan mempermudah perawatan karena kita tidak perlu melakukan penyiraman.
Adapun kekurangan sistem ini yaitu terlalu tergantung kepada aliran listrik dan jika jika sampai terjadi mati listrik maka tanaman akan cepat layu, kualitas nutrisi yang sudah dipompakan berkali-kali tidak akan sebagus awalnya.

5.      Drip Sistem
Gambar 5. Drip Sistem
Sumber: Koleksi Sudibyo Karsono. Disadur dari Hydroponics the Rest of US

Sistem ini juga dikenal dengan nama sistem irigasi tetes yaitu salah satu sistem hidroponik yang digunakan pertama kali. Sistem ini menggunakan selang yang akan meneteskan butiran-butiran cairan kepada media tanam yang biasany berupa kerikil ataupun pasir sehinga akar tanaman akan mudah mendapatkan nutrisi tersebut karena media tanam tersebut memiliki pori-pori yang cukup besar sehingga mudah sampai ke bagian akar tanaman. Selain menggunakan selang yang berasal dari pompa, juga dapat digunakan bototl air yang telah dilubangi di bagian bawahnya sehingga air akan terus turun samapi batas lubang yang ada. Jika air pada botol sudah habis maka hanya perlu mengisi botol tersebut kembali.
Kelebihan dari sitem ini adalah tidak perlu menggunakan listrik sehingga ketika mati listrik tanaman tetapi dapat dipenuhi kebutuhan nutrisinya, tanaman mendapat suplai air dan nutrisi secara terus-menerus, lebih menghemat air dan nutrisi karena diberikan sedikit demi sedikit, biaya yang diperlukan relatif murah misalnya untuk pengadaan media tanam berupa pasir dan kerikil relatif murah dan mudah didapatkan. Namun kekurangannya yaitu sirkulasi oksigen pada akar tanaman kurang, oksigen akan susah didapat tanaman jika media terlalu padat dan penggunaan bak penampung tidak akan terlalu menghemat air dan nutrisi karena lebih banyak hilang terserap tanaman, tertahan media atau penguapan.


6.    NFT (Nutrient Film Technique)
Gambar 6. NFT
Sumber: Koleksi Sudibyo Karsono. Disadur dari Hydroponics the Rest of US

Sistem ini menggunakan kemiringan media tanam untuk mengalirkan nutrisi ke tiap akar tanaman. Pertama-tama air akan dinaikkan menggunakan pompa listrik setelah itu air akan memgalir pada media tanam yang memiliki kemiringan 0,05 anatara bidang vertikal dengan horizontal atau  memiliki suduk kemiringan 2-30. Tanaman ditopang dengan penyangga styrofoam. Karena memiliki kemiringan ini maka air akan mengalir dengan aliran yang tipis sehingga disebut Nutrient Film Technique (NFT).
Kelebihan dari sistem ini adalah tidak memerlukan banyak pipa untuk pembuangan air dan juga nutrisi merata didapatkan oleh tanaman. Tetapi kekurangan sistem ini adalah tanaman akan lebih mudaha layu jiaka sampai terjadi mati listrik dan juga cenderung tidak semua daerah akar mendapatkan air karena peredarannya kurang merata sehingga kadang ditemui pertumbuhan tanaman tidak seragam.
7.      Aeroponic



Gambar 7. Aeroponic
Sumber: Koleksi Sudibyo Karsono. Disadur dari Hydroponics the Rest of US
Sistem ini cukup efisien untuk memproduksi tanaman hortikultura. Pada sistem ini, air yang dicampur nutrisi akan disemprotkan kebagian akar tanaman. Air akan disemprotkan dalam bentuk butiran halus sehingga akar tanaman akan mudah menyerap nutrisi dalam air tersebut. Penyemprotan dilakukan secara berkala dan terus-menerus dengan diatur oleh timer yang mengatur berpa alam nyala matinya pompa. Tanaman dibiarkan menggantung dengan penyangga styrofoam sehingga bagian akar akan menggantung diudara sehingga sirkulasi oksigen akan mudah terjadi.
Kelebihan dari sistem ini adalah tenaman lebih mudah menyerap nutrisi dan sirkulasi oksigen selalu terjadi sehingga tanaman akan lebih mudah tumbuh dan berkembang, tanaman mendapat suplai air, oksigen, dan nutrisi secara terus-menerus, lebih menghemat air dan nutrisi, mempermudah perawatan karena kita tidak perlu melakukan penyiraman dan nutrisi lebih mudah diserap tanaman karena diberikan dalam ukuran kecil.
Kekurangan sistem ini adalah memerlukan pasokan listrik secara terus menerus karena jika sampai terjadi mari listrik maka tanaman tidak akan mendapatkan nutrisi sama sekali sehingga tanaman akan menjadi cepata layu dan bahkan mati jika tidak segera diberi air.

2.2    Manfaat Hidoponik
Banyak sekali keuntungan dari penanaman dengan sistem hidroponik diantaranya yaitu:
1.      Kebanyakan kebun hidroponik memerlukan lebih sedikit pekerjaan dibanding kebun tanah, karena tidak harus menggali tanah atau mencabuti rumput liar.
2.      Dengan tidak menggunakan tanah sebagai media tanam, artinya kita juga telah menghilangkan berbagai penyakit yang disebabkan oleh tanah.
3.      Kebun hidroponik lebih sedikit menggunakan air dibanding kebun tana karena airnya tidak terbuang sia-sia atau diambil oleh oleh rumput liar.
4.      Dalam hidroponik, jarak tanam membuat menanam lebih banyak  tanaman dibandingkan tanaman yang memakai media tanah dalam luas yang sama.
5.      Kebun hidroponik untuk ukuran kecil dapat dibuat hampir dimana saja.
6.      Dengan memberikan nutrisi yang tepat pada tanaman maka tanaman akan tumbuh lebih cepat dan berproduksi lebih banyak.
7.      Berdasarkan pengamatan dan penelitian, telah dibuktikan bahwa dengan hidroponik produk yang dihasilkan mempunyai nilai nutrisi yang lebih tinggi dibanding penanaman secara tradisional
8.      Produk hasil hidroponik biasanya mempunyai rasa yang lebih enak.
Jika penanaman dilakukan di dalam ruangan atau rumah kaca, kita dapat melakukannya sepanjang tahun.
2.3     Sistem Hidroponik KIT
1.    Sistem hidroponik KIT
            Adalah rangkaian pipa-pipa dengan ukuran yang berbeda-beda kemudian dirangkai menjadi sebuat hidroponik KIT dengan maksud untuk dapat melakukan budidaya pada pipa-pipa yang sudah dilubangi. Hidroponik KIT memiliki ukuran yang berbeda-beda dan ketinggian yang berbeda juga hal ini berkaitan dengan kapasitas dan daya tekan dari pompa yang digunakan, semakin besar kapasitas pompa yang digunakan akan semakin tinggi juga hidroponik KIT yang bisa digunkan.
            Hidroponik KIT saat ini banyak diminati oleh orang-orang yang memiliki lahan sempit yang mengingikan berbudidaya sayur-sayuran atau tanaman hias.  Ada keungulan terssendiri bila kita menggunkan hidroponik KIT ini. Penggunaan hidroponik KIT dimasyarakat khususnya daerah jawa sudah mulai pamiliyar atau sudah dikenal oleh masyarakat disana, dan hal ini dapat membantu masyarakat dalam memperoleh sayuran segar setiap harinya.
            Ada bebrapa model hidroponik KIT diparung farm sedangakan permintaan pasar adalah model 3 tingkat penanaman dan 5 tingkat penanaman. Dapat dilihat dari gambar dibawah ini perbedaan dan keunikan dari dua unit hidroponik KIT ini.







Gambar.8. Hidroponik KIT 3 tingakat           Gambar .9. Hidroponik KIT 5 tingkat
Sumber: Parung Farm
2.    Komponen-komponen Pembuatan Hidroponik KIT 
Komponen pembuatan/perakitan Hidroponik KIT yaitu terdiri dari beberapa pipa dengan ukuran dan panjang yang berbeda. Adapun pipa-pipa yang digunakan adalah :
a.    Pipa ukuran AW 2 ½ 
b.    Pipa AW 2 ¼
c.    Pipa AW 1
d.   Pipa AW ¾
e.    AW ½
f.     Sock draad
g.    Drop
h.    Atap pelastik statis







Gambar .10. Beberapa ukuran pipa
3.    Langkah dan alat pembuatan Hidroponik KIT
Langkah pembuatan hidroponik KIT ialah sebagai berikut :
a.    Sediakan kebutuhan alat dan bahan yang diperlukan
b.    Potong pipa sesuai ukuran yang telah ditentukan dengan menggunakan gergaji.
c.    Bersihkan sisa bekas pemotongan dengan pisau lalu lubangi pipa ukuran AW 2 ½  dimana pipa ukuran ini akan dijadikan tempat peletakan tanaman yang akan dibudidayakan.
d.   Pipa dilubangi dengan menggunakan bor pipa khusus dengan mata bor mirip gergaji hanya saja posisinya melingkar.
e.    Piipa-pipa kemudian dirakit untuk menjadi sebuah hidroponik KIT dengan cara menyambungkan pipa satu dengan pipa lainnya menggunakan lem khusus pipa.
f.     Setelah dirakit perhatikan kerapian dan kemiringan pipa, Karena bila terlalu miring air akan sulit mengalir
g.    Hidroponik yang sudah dirakit dipasangkan atap plastic statis, kemudian siap pakai.
4.    Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
a.    Bor pipa listrik
b.    Gergaji besi/pipa
c.    Pisau/gunting
d.   Alat tulis (pensil, pena,kertas/buku)
e.     alat pelubang
f.     Plaster
g.    Lem Pipa
h.    Tang/alat pemotong
i.      Solder
j.      Pompa air aquarium 3600

Hidroponik KIT menggunakan pompa air aquarium untuk menaikan air dari tabung air dibawah rangkaian KIT yang sudah diisi air bercampur nutrisi yang disuplay ke seluruh tanaman yang ada pada rangkaian hidroponik tersebut, pompa inilah yang dikontrol menggunakan Timer dalam melakukan penyaluran air dan nutrisi ke rangkaian, pompa akan hidup saat timer dalam kondisi NO (normal open) dimana timer menyalurkan aliran listrik ke pompa sehingga pompa beroprasi lalu mengalirkan air ke rangkaian hidroponik KIT.
            Secara keseluruhan hidroponik KIT sangat bergantung pada energi arus listrik, karena pengoprasiannya membutuhkan arus listrik dalam agar air dan nutrisi dapat dibawa oleh tekanan pompa ke bagian rankaian hidroponik KIT dengan demikian akan membuat tanaman (sayuran/tanaman hias) dapat tumbuh dengan baik.

2.4    Alat Pengatur Sistem Irigasi Otomatis (TIMER)
1.  Pengertian                                 
      Alat pengatur sistem irigasi otomatis (timer) disebut juga sebagai relay timer atau relay penunda batas waktu yang banyak digunakan dalam instalasi sepeda motor, mobil dan sebagainya. Terutama instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis.
Fungsi dari peralatan kontrol ini adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup atau mati dari kontaktor atau untuk merubah sistem bintang ke segitiga dalam delay waktu tertentu.
      Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja menggunakan induksi motor dan menggunakan rangkaian elektronik. Timer yang bekerja dengan prinsip induksi motor akan bekerja bila motor mendapat tegangan AC sehingga memutar gigi mekanis dan menarik serta menutup kontak secara mekanis dalam jangka waktu tertentu.
      Sedangkan relay yang menggunakan prinsip elektronika, terdiri dari rangkaian R (Resistor) dan C (Kapasitor) yang dihubungkan seri atau parallel. Bila tegangan sinyal telah mengisi penuh kapassitor, maka relay akan terhubung. Lamanya waktu tunda diatur berdasarkan besarnya pengisian kapasitor.
            Bagian input timer biasanya dinyatakan sebagai kumpuran (Coil) dan bagian inputnya sebagai kontak NO (normal open) atau NC (normal close).
2.     Komponen-komponen Alat Pengatur Sistem Irigasi Otomatis (Timer).
            Alat pengatur sistem irigasi otomatis ini memiliki bebarapa komponen diantaranya sebagai berikut :
1.    Relay
       Dalam dunia elektronika, relay dikenal sebagai komponen yang dapat menginplementasikan logika switching. Sebelum tahun 70an, relay merupakan “otak” dari rangkaian pengendali. Relay yang paling sederhana ialah relay elektomekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik.  
       Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut :
a.    Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar.
b.    Saklar yang digerakan (secara mekanis) oleh daya/energy listrik.
Secara sederhana berikut ini perinsip kerja dari relay adalah ketika coil mendapat energi listrik (energized), akan timbul gaya electromagnet yang akan menarik armature yang berpegas,  dan contak akan menutup.
Relay terdiri dari coil dan contact. Coil adalah gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedangkan contact adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil. Contact ada dua jenis : Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan Open), dan Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close)        

Gambarr 11. Relay
2.    Dioda

Dioda adalah jenis vacuum tube yang memiliki dua buah elektroda. Dioda termasuk komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan konduktor P (Positif) dan N (negatif). Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N. dengan struktur demikian arus akan hanya dapat mengalir dari sisi P (positif) menuju sisi N (negatif).
Gambar :12  Dioda
Dioda jenis ini ada dua macam yaitu silikon dan germanium. Dioda silikon mempunyai tegangan maju 0.6 V sedangkan dioda germanium 0.3 V. Dioda jenis ini mempunyai beberapa batasan tertentu tergantung spesifikasi. Batasan batasan itu seperti batasan tegangan reverse, frekuensi, arus, dan suhu. Tegangan maju dari dioda akan turun 0.025 V setiap kenaikan 1 derajat dari suhu normal.
Sesuai karakteristiknya dioda ini bisa dipakai untuk fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Penyearah sinyal AC
2. Pemotong level
3. Sensor suhu
4. Penurun tegangan
5. Pengaman polaritas terbalik pada DC input
Contoh dioda jenis ini adalah 1N400x (1A), 1N5392 (1.5A), dan 1N4148 (500mA).
3.    Resistor
Resistor adalah salah satu komponen elekronika yang berfungsi sebagai penahan arus yang mengalir dalam suatu rangkaian dan berupa terminal dua komponen elektronik yang menghasilkan tegangan pada terminal yang sebanding dengan arus listrik yang melewatinya sesuai dengan hukum Ohm (V = IR). Sebuah resistor tidak memiliki kutub positif dan negatif, tapi memiliki karakteristik utama yaitu resistensi, toleransi, tegangan kerja maksimum dan power rating. Karakteristik lainnya meliputi koefisien temperatur, kebisingan, dan induktansi. Ohm yang dilambangkan dengan simbol Ω(Omega) merupakan satuan resistansi dari sebuah resistor yang bersifat resistif.
 









Gambar 13 : Kapasitor
Dengan adanya resistor menyebabkan arus listrik dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan. Adapun fungsi resistor secara lengkap adalah sebagai berikut :
3.    Berfungsi untuk menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu  rangkaian    elektronika.
4.    Berfungsi untuk menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rangkaian    elektronika.
5.    Berfungsi untuk membagi tegangan.
6.    Berfungsi untuk    membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah dengan bantuan transistor daan kondensator (kapasitor)

4.    Transistor
Pengertian dan fungsi transistormerupakan topik pembahasan kita kali ini. Pengertian transistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai tiga elektroda (triode) yaitu dasar (basis), pengumpul (kolektor) dan pemancar (emitor). Dengan ketiga elektroda (terminal) tersebut, tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya.

- Fungsi Transistor antara lain :
1.      Sebagai penguat arus, tegangan dan daya (AC dan DC)
2.      Sebagai penyearah
3.      Sebagai mixer
4.      Sebagai osilator
5.      Sebagai switch

Gambar.14  Bentuk FisikTransistor


5.    Kapasitor (kondensator)
Kapasitor dapat di ibaratkan seperti bak menampungan air, dimana besarnya tangki air merupakan kapasitasnya sedangkan tinggi tabungnya merupakan teganganya. Kapasitor merupakan salah satu komponen elektronika yang termasuk kategori komponen pasif. Fungsi kapasitor amat di butuhkan didalam satu komponen elektronika atau rangkaian elektronik. kapasitor ialah komponen elektronika yang berperan untuk menyimpan muatan listrik, tak hanya itu kapasitor juga bisa digunakan sebagai penyaring frekuensi. kapasitas untuk menaruh kekuatan kapasitor didalam muatan listrik disebut farad ( f ) namun simbol dari kapasitor adalah c ( kapasitor ).
Gambar 15. Kapasitor
Satu komponen Kapasitor biasanya terbuat dari dua buah lempengan logam yang saling sejajar satu sama lain dan di antara kedua logam tersebut ada bahan isolator yang kerap disebut dielektrik. Dielektrik adalah bahan yang bisa mempengaruhi nilai dari kapasitansi fungsi kapasitor. adapun bahan dielektrik yang sangat banyak di pakai adalah keramik, udara, kertas, metal film, gelas, vakum dan lain sebagainya.
Gambar.16.  Kapasitor terbuka
Kapasitor kerap disebut sebagai kondensator. kapasitor mempunyai beraneka macam bentuk dan ukuran, tergantung dari kapasitas kapasitor, tegangan kerja, dan lain sebagainya. fungsi kapasitor  terbagi atas 2 kelompok yaitu kapasitor yang mempunyai kapasitas yang tetap dan kapasitor yang mempunyai kapasitas yang bisa diubah-ubah atau dengan kata lain kapasitor variabel.
Gambar 17. Macam-macam Kapasitor
Sifat dasar didalam suatu kapasitor adalah bisa menyimpan muatan listrik, serta juga mempunyai sifat yang tidak bisa dilalui arus dc ( direct current ) dan bisa dilalui arus ac ( alternating current ) serta juga bisa berfungsi sebagai impedansi ( resistansi yang nilainya tergantung dari frekuensi yang didapatkan ).
Fungsi kapasitor didalam satu rangkaian elektronika adalah sebagai kopling, penggeser fasa, filter pada satu rangkaian power supply, pembangkit frekuensi pada suatu rangkaian oscilator serta juga dipakai untuk menghindari percikan bunga api pada suatu saklar. Cara kerja kapasitor didalam suatu rangkaian adalah mengalirkan elektron menuju kapasitor. pada waktu kapasitor telah di penuhi dengan elektron, tegangan akan alami perubahan. kemuadian, elektron akan keluar dari suatu kapasitor dan mengalir menuju rangkaian yang membutuhkannya. dengan demikian, kapasitor akan membangkitkan reaktif suatu rangkaian Tetapi tidak bisa pungkiri, walau satu komponen kapasitor mempunyai bentuk dan ukuran yang berlainan, namun fungsi kapasitor terus amat di butuhkan didalam satu komponen elektronika atau  rangkaian elektronika.
6.    PCB (Printed Circuit Board)
Adalah papan yang berlapis tembaga yang digunakan untuk membuat jalur rangkaian elektronik. PCB ada beberapa jenis yaitu tergolong dari bahan yang digunakan untuk membuat PCB. PCB yang digunakan pada umumnya adalah yang terbuat dari bahan pertinak.. PCB dengan jenis bahan pertinak ini rata-rata memiliki ketebalan tembaga 0,035 mm – 0,06 mm. sedangkan PCB dengan jenis lain yaitu terbuat dari fibeer dengan ketebalan tembaga lebih dari 0,06 mm. ketebalan tembaga ini mempengaruhi kualitas jalus rangkaian dan proses pelarutan PCB.


Gambar 18. Permukaan PCB

7.    Light Emiting Dioda (LED)

Lampu LED (Light Emiting Dioda) adalah suatu lampu indicator dalam perangkat elektronka yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukan status dari perangkat elektronika tersebut. Yaitu jenis diode yang mampu menghasilkan cahaya apabila pada diode tersebut bekerja tegangan 1.8 V dan arus listrik 1,5 Ma dengan arah forward bias/bias arus maju. Arus listrik juga akan bekerja hanya pada arus bias maju. LED didesain dengan rumah atau case dari bahan epoxy transparan, warna cahaya yang dihasilkan dapat dibuat sesuai dengan dopping bahan LED.



Gambar 19. LED (Light Emiting Dioda)


8.    Potensiometer
Potensiometer adalah salah satu jenis dari resistor yang variabel hambatannya dapat diubah-ubah. Pengubahan variabel hambatan pada potensiometer dapaat dilakukan dengan cara mengubah frekuensi dengan memutar potensiometer tersebut. Dengan cara ini frekuensi output rangkaian atau alat elektronika dapat diubah-ubah.
            Potensio banyak terdapat pada alat-alat elektronika seperti radio untuk mengatur volume radio tersebut

Gambar 20. Potensiometer dan simbolnya

2.5              Prinsip kerja Alat Pengatur Sistem Irigasi Otomatis (Timer)
            Relay yang menggunakan prinsip elektronika, terdiri dari rangkaian R dan C yang dihubungkan seri dan parallel. Bila tegangan sinyal telah menngisi penuh kapasitor, maka relay akan terhubung, lama waktu tunda diatur berdasarkan besarnya pengisian kapasitor.
Bagian input timer biasanya dinyatakan sebagai kumparan (Coil) dan bagian output sebagai kontak NO (normal open) atau NC (Normal close)
            Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber arus, apabila telah mencapai batas waktu yang diinginkan maka secara otomatis timer akan mengunci dan membuaat kontak NO menjadi NC dan sebaliknya NC menjadi NO, begitu seterusnya saat alat ini beroprasi.




2.6              Pembuatan Alat Pengatur sistem Irigasi Otomatis (TIMER)
Alat pengatur sistem irigasi otomatis (Timer) adalah suatu rangkaian alat yang terdiri dari komponen-komponen elektronika yang dirangkai pada PCB (Printed Circuit Board). Timer merupakan alat elektronika yang dibuat khusus untuk memudahkan manusia dalam berbudidaya tanaman. Bapak Soedibiyo Karsono adalah sosok yang mengawali aplikasi alat timer ini dibidang pertanian hidroponik,diawali dengan latar belakang beliau sebagai ahli elektronika yang hoby budidaya tanaman atau bertani, namun iya enggan menyiram tanaman setiap hari atau setiap saat tanaman membutuhkan air. Maka timbullah ide mengaplikaasikan alat timer ini, sehingga dapat memudahkan penyiraman tanaman dangan menghemat waktu dan tenaga.




Gambar 21. Rangkaian timer
Alat pengatur sistem irigasi otomatis (TIMER) ini memilik struktur yang membentuk silinder terbuat dari bahan PVC, yakni berupa sambungan lurus pipa dari 2 ke ½ ichi. Pada bagian dalam terdapat suatu rangkaian yang terdiri darai komponen-komponen elektronika yang dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk suatu fungsi otomatis yang dapat mengatur dan mengandalikan waktu tunda dimana didasari oleh relay.
Secara structural timer ini terdiri dari beberapa komponen elektronika diantaranya adalah sebagai berikut :
a.    Rangkaian adaptor, berfungsi mengubah tegangan AC menjadi DC. Adapator juga terdiri dari :
1.      Relay berfungsi sebagai saklar kontak otomatis
2.      Kapasitor berfungsi sebagai penyaring dan penyimpan energi dalam medan listrik
3.      Resistor berfungsi menghambat arus listrik yang masuk kedalam komponen
4.      Dioda berfungsi sebagai penyearah arus listrik yang masuk.
5.      Zener dioda berfungsi sebagai penyetabil dan penyesuai tegangan yang diminta (timer/pompa)
b.    Rangkaian Timer
1.      Relay berfungsi sebagai saklar kontak otomatis
2.      Kapasitor berfungsi sebagai penyaring dan penyimpan energi dalam medan listrik
3.      Resistor berfungsi menghambat arus listrik yang masuk kedalam komponen
4.      Dioda berfungsi sebagai penyearah arus listrik yang masuk.
5.      Transistor berfungsi sebagai penyetabil dan penguat arus yang masuk
6.      Potenziometer berfunsi sebagai tuas pengatur waktu
7.      Lampu LED berfungsi sebagai penunjuk status dari perangkat elektronika (timer)













Gambar 22. Struktur alat pengatur sistem irigasi otomatis (timer)

Secara fungsional komponen-komponen tersebut berfungsi sebbagai satu kesatuan dalam menjalan yang namanya timer, yaitu :
a.    Rangkaian Adaptor
Arus listrik yang berasal dari PLN sebesar 220 V masuk kedalam rangkaian adaptor,melalui katup positif (+) dan negative (-) selanjutnya mengalir dan melaui komponen dioda yang berfungsi sebagai penyearah arus yang melalui rangkaian, kemudian melewati resistor (hambatan) untuk menghambat, dan selanjutnya arus akan masuk kedalam komponen kapasitor yang berfungsi sebagai penyaring dan penyimpan energi atau arus listrik. Semakin besar nilai atau jumlah kapasitor akan semakin banyak pula arus yang dapat disimpann.

Keterangan : 
1.      Kapasitor
2.      Zener dioda
3.      Dioda
4.      Relay
5.      Resistor




Gambar 23. Adaptor

Selanjutnya arus mengalir pada komponen zener dioda yang berfungsi untuk menyesuaikan tegangan yang diminta,  zener dipasang sebanyak 5 buah untuk meringankan kerja/fungsi zene, apabila hanya dipasang 1 zener saja maka komponen zener ini akan cpat panas dan mudah rusak. Pada komponen adaptor ini terdapat kapasitor dengan nilai 2,2 – 2,5 mF / 250 – 400 V yang khusus untuk menerima arus AC dari PLN. Dihubungkan dengan dioda sebagai penyearah arus dan resistor sebagai penghambat arus yang mengalir jika berlebihan, lalu arus akan masuk pada komponen relay terdapat kontak NO (Normal Open) dan NC (Normal Close) yang akan terkontak secara otomatis pada saat relay mendapat aliran listrik.komponen relay ini terhubung pada kutub positif (+) dan negatif (-) pada ranggkaian adaptor ini. Maka jumlah tegangan yang keluar dari adaptor ini menjadi 12 v yakni akan menghubungkan rangkaian pada kebel penyalur arus ke pompa.

b.    Rangakain Timer
`           Pada rangkaian timer ini terdiri dari sepasang rangkaian yang sama namun dengan fingsi yang bertolak belakang. Timer terhubung dengan kutub positif (+) dan negatif (-) pada adaptor, serta antara relay dan adaptor pada adaptor dan timer saling terhubung pada kutub positifnya. Jumlah tegangan yang diminta oleh rangkaian timer ini sebesar 12 V, arus dari relay ini akan mengalir, kemudian masuk ke komponen transitor yang berfungsi sebagai penyetabil dan penguat arus yang mengalir sehingga komponen lampu LED hijau.



Keterangan :
1.           Potenziometer
2.           Kapasitor
3.           Relay
4.           Resistor
5.           Lampu LED
6.           Transistor




Gambar 24. Timer

            Disamping itu arus akan mengalir melalui dioda dan masuk ke kapasitor untuk meyimpan dan membatasi arus yang masuk kedalam rangkaian. Pada saat kapasitor penuh arus akan dibuang ke potenziometer yang berfungsi sebagai tuas pengatur waktu yang diinginkan. Potenziometer ini akan menentukan lamanya waktu hidup dari lampu LED hijau tersebut.
            Pada rangkaian sebelah kanan, arus akan mengalir pada saat relay kontak secara otomatis pada posisi NC (normal close), selanjutnya akan sma seperti pada rangkaian sebelah kanan, hanya saja yang membedakan adalah pada rangkaian sebelah kanan ini terdapat lampu LED warna merah yang menandakan tidak ada arus yang mengalir pada saluran keluar atau kabel penghubunga alat/timer ke pompa.


Gambar 25. Prinsip kerja alat timer

            Rangkaian timer terdiri dari komponen kapasitor (C), resistor (R) dan relay sebagai komponen utama. Relay adalah saklar kontak dengan prinsip switching yaitu sebagai saklar kontak untuk membuka dan menutup secara otomatis. Relay terdiri dari kumparan tembaga, coil dan kontak normal open (NO)/normal close (NC). Ketika kumparan dialiri aliran listrik, kumparan ini akan menimbulkan gaya elektromagnetik yang akan menarik atau menggerakan coil untuk menempel pada NO dan aliran hilang maka coil akan membalik pada NC secara otomatis.
            Pada saat coil berada pasa posisi normal open (NO) maka, seluruh komponen akan terhubung, lampu LED warna hijau akan menyala dan alat mulai beroprasi. Pada kondisi ini kapasitor (C) dengan kapasitaas 25 V, terus membuang muatannya hingga mencapai kurang dari 6 V, karena untuk menghidupkan lampu LED warna hijau diperlukan tegangan sebesar 6 V. Pada saat muatan kapasitor kurang dari 6 V maka lampu akan mati, secara otomatis relay akan pindah pada posisi normal close (NC). Pada posisi ini kapasitor akan mengisi kembali muatan yang telah habis hingga penuh. Lampu LED warna merah akan terus hidup pada kondisi ini.
            Selain itu resistor (R) sebagai penghambat arus yang mengalir juga berperan penting dalam menentukan lamanya waktu dari kapasitor tersebut untuk penuh serta habis kembali. Semakin besar nuilai suatu hambatan yang diberikan maka akan semakin lama waktu dari kapasitor tersebut terisi penuh serta habis kembali, sehingga waktu hidup/menyala dan matinya waktu timer ini akan semakin lama. Begitu juga sebaliknya semakin kecil nilai hambatanya maka akan semakin cepat waktu kapasitor untuk terisi penuh serta kosong kembali.
            Dioda adalah gabungan bahan semikonduktor tipe N yang merupakan bahan dengan kelebihan electron dan tipe P adalah kekurangan satu electron sehingga membentuk hole. Hole dalam hal ini berfungsi sebagai pembawa muatan. Sebuah dioda sambungan P – N hanya dapat mengalirkan arus listrik dalam satu arah, maka dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah (rectifier) untuk mengunbah arus bolak – balik (AC) menjadi arus searah (DC).
            Fungsi lain dioda ini adalah sebagai anti shock tegangan. Contoh disini pada jenis relay diberikan dioda dengan tujuan untuk mencegah terjadinya arus balik pada rangkaian. Arus balik ini dapat berasal dari induksi medan megnet yang dihasilkan oleh kumparan relay. Induksi listruik ini biasanya lebih tinggi tegangannya dibandingkan dengan tegangan sumber. Untuk mencegah terjadinya tegangan induksi ini maka pada bagian relay dipasangkan rangakaian dioda.
            Potenziometer adalah perangkat komponen lektronika bagian dari sebuah resistor yang memiliki tiga terminal dengan sambungan yang membentuk pembagi tegangan yang dapat di setel. Potenziometer yang terangkai pada relay serta terhubung denga LED hijau akan menentukan dan mengatur lamanya waktu hidup alat timer ini. Potenziometer dapat disetel atau diatur menurut kkebutuhan, pada waktu LED hijau menyala maka pompa yang terhubung pada timer akan ikut menyala pula. Begitu juga dengan potenziometer yang terrangkai pada relay dan terhubung pada LED merah, akan menentukan dan dapat mengatur lamanya LED merah menyala yang berarti pompa dalam keadaan mati.
            Zener dioda memiliki karatristik yang sama dengan dioda – dioda secara umum, tetapi kkaratristik lainnya adalah arus akan mengalir ke zener dioda secara tiba-tiba dari satu tegangan balik tertentu apabila tegangan digunakan pada arah berlawanan. Fungsi zener agak lebih special bila dibandingkan dengan dioda yang hannya mengalirkan arus searah saja, sedangkan zener memiliki kelebihan bahwa arus dapat mengalir pada arah kebalikannya. Dioda menolak aliran arus pada arah kebalikan selama tegangan balik (reversing voltage) tetap rendah. Tetapi jika tegangan mendekati batas breakdown, dioda zener akan dialiri arus pada arah kebalikan. Dengan kata lain tahanan dioda zener breakdown mendekati nol dan arus balik (Reverse Current) dapat mengalir.
Transistor adalah komponen elektronika multi termal, biasanya memiliki 3 terminal yaitu basis (dasar), kolektor (pengumpul) dan emitor (pemancar). Fungsi transistor adalah sebagai penguat arus. Berdasarkan fungsi ini membuat transistor dapat digunakan dalam rangkaian power supply. Dalam keadaan tersebut transistor harus dibias terlebih dahulu dengan tegangan yang konstan pada basisnya, tujuannya biar pada emitor menghasilkan tegangan yang tetap. Disini komponen yang dipakai untuk mengontrol tegangan basis agar tetap adalah dioda zener.
            Timer ini merupakan jenis relay yang bekerja dengan prinsip elektronika yang mana memiliki komponen adaptor dengan menggunakan prinsip elektronika ini, terdiri dari rangkaian R (resistor) dan C (kapasitor) yang dihubungkan seri atau paralel. Dimana bila tegangan sinyal telah mengisi penuh kapasitor, maka relay akan terhubung. Lamanya waktu tunda diatur berdasarkan besarnya pengisian kapasitor.













III. KESIMPULAN DAN SARAN
1.1    Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan yang berlokasi di Bogor Jawa Barat Desa Parung tepatnya pada PT Parung Farm dan membuat laporan ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a.       Kesimpulan bagi mahasiswa yang melaksanakan PKL
-          PKL ini sangat bermanfaat bagi Mahasiswa Perguruan Tingggi karena dengan adanya PKL ini Mahasiswa dapat meningkatkan kompetensi sesuai  bidang yang di sukai.
-          PKL juga bisa membantu Mahasiswa Perguruan Tinggi dalam menyelesaikan Skripsi/Tugas Akhir.
-          PKL memberikan ruang kepada mahasiswa perguruan tinggi untuk mengembangkan kemampuan sesuai dengan kompetensi masing-masing.
b.      Kesimpulan bagi kegiatan proses pelaksanaan PKL
-          Budidaya sayuran dengan sistem hidroponik merupakan sistem dengan perlakuan yang efektif bagi perkotaan yang lahan tanah sudah berkurang.
-          Hidroponik tidah terbatas pada sayuran saja namun akhir-akhir ini banya dikembangkan untuk tanaman hias dan lain-lain.
-          Parung Farm sangat cocok dikembangkan pada daerah perkotaan untuk memenuhi ppermintaan sayuran dipasar.
-          Parung Farm juga bergerak dalam bidang pelatihan dan penelitian bagi siapa saja yang yang berminat mengembangkan hidroponik.
Setelah melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini penulis bisa mengenal dan mempraktekkan langsung bagaimana pengairan yang baik pada budidaya sayuran dengan menggunakan sistem hidroponik, salah satunya yaitu, sistem pengairan pada hidroponik KIT yang menggunakan Timer dalam menjalankan atau mengalirkan nurtisi pada rangkaian hidroponik KIT tersebut. Sehingga, tanaman yang dibudidayakan dapat tumbuh dengan maksimal. Penggunanaan timer pada rangkain hidroponik KIT juga sangat membantu dalam mengurangi tenaga kerja, karena penyiraman kebutuhan air tanaman dapat langsung dikontrol oleh timer, dimana jika tanaman yang dibudidayakan sudah kekurangan air maka, timer akan menyala dan mengalirkan nutrisi beserta air keseluruh bagian rangkaian hidroponik KIT.
1.2    Saran
1.      Untuk Kegiatan Praktek Kerja lapangan selanjutnya seharusnya harus lebih jelas bagaimana prosedur pelaksaan Praktek kerja lapangan yang semestinya, baik itu dari pihak Universitas Andalas ataupun pihak instantsi terkait tempat pelaksanaan PKL, sehingga kegiatan Praktek Kerja Lapangan dapat berjalan dengan baik.
2.      Sebaiknya pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan disesuaiakan dengan bidang/kajian masing-masing mahasiswa bersangkutan.
Perguruan tinggi hendaknya memberikan ilmu-ilmu dasar yang banyak diaplikasikan diluar, sehingga pada saat mahasiswa melaksanakan kegiatan PKL, mahasiswa tidak menemui kendalam mengenai materi tersebut.

            Praktek Kejra Lapangan yang penulis lakukan dengan mengambil Tema Sistem Hidroponik sangat cocok dikembangkan pada perkembangan teknologi saat ini. Jadi, penulis menyarankan agar ada mahasiswa Teknik Pertanian yang mau melakukan penelitian lebih lanjut dengan sistem hdroponik, slah satunya yang menarik ada sistem hidroponik KIT yang saat ini di Indonesia sudah mulai berkembang.


DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2013. Elektronika Dasar.  http://www.ataub.ac.id./document/bahan%20 ajar% 20 Elektronika % 20 Dasar.pdf.(diakses pada tanggal 20 februari 2014).
Karsono,S,Sudarmodjo dan Sutiyoso, Y. 2002. Hidroponik skala rumah tanggga. Agro Media Pustaka.
Nurmega, T. 2013. Proses Budidaya dan Pasca Panen tanaman bayam merah (Amaranthacea gangetikus) dengan sistem hidroponik di PT. Kebun sayur segar (Parung Farm) Bogor. Laporan Kuliah Kerja Propesi. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Serang. 40 hal.
Putri, M. 2012. Tinjauan Pustaka Hidroponik Ebb and Flow. http;//agronomilicius.blogspot.com/2012/12/tinjauan-pustaka-hidroponik-ebb-and-flow.html. (diakses pada tanggal 20 Februari 2014).

Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan











Foto bersama Pemiliki Parunng Farm

Pembuatan Rangkaian Hidroponik














Jenis Pipa dan sambungannya











Rangkaian Hidroponik KIT 3 Tingkat


















Sayuran Hidroponik (Bayam Hijau dan Bayam Merah)











Pembuatan Timer








Budidaya Sayuran dengan Sistem Hidroponik NFT

Panen Sayuran Dengan Sistem Aeroponic