KATAPENGANTAR
Segala
puji dan rasa syukur selalu penulis sampaikan kepada Allah SWT, atas segala Rahmad dan
karunia yang dilimpahkanNya kepada penulis, khususnya dalam menyelesaikan Laporan
Parktek Kerja Lapangan (PKL). Laporan ini penulis susun berdasarkan hasil
pengamattan dan data-data yang diperoleh saat melakukan PKL di PT. Parung Farm.
Parung, Bogor Jawa Barat serta di tunjang oleh beberapa buah buku yang sesuai
dengan judul PKL..
Dengan
telah selesainya laporan PKL ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
- Bapak Dr. Ir. Eri Gas Ekaputra, MS selaku pembimbing PKL yang telah memberi motivasi dan masukan pada saat PKL maupun pada saat menyelesaikan laporan ini.
-
Bapak Sarmin selaku
pembimbing PKL yang telah memberikan
penulis wawasan yang luas tentang Pengetahuan
sistem Hidroponik
-
Ayah dan Ibu yang
selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam menjalankan praktek keja
lapangan ini dan penulis berharap, Semoga mereka sehat selalu.Mas Iwan, Gepeng dan Suhendra
selaku karyawan dalam proses budidaya bagian
produksi yang sabar dalam memberikan ilmunya kepada penulis.Staf-Staf
dan Karyawan lainnya yang pernah penulis ajak dalam
berdiskusi mengenai system Hidroponik. Serta kepada rekan – rekan
saya Harly Meta Asbani, Widyawati, Gusti Nurul Hayati, Metria Dan Rini Listia
Putri yaitu peserta PKL yang juga telah banyak memberikan masukan kepada
penulis.
Penulis juga menyadari dalam pembuatan Laporan PKL ini
terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna menyempurnakan Laporan PKL ini.
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. vi
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2
Tujuan.................................................................................................... 2
1.3
Manfaat.................................................................................................. 3
1.4
Desksripsi Tempat Penelitian................................................................. 3
1.5
Waktu Pelaksanaan PKL dan Jadwal Kegiatan.................................... 6
II.
PEMBAHASAN SISTEM HIDROPONIK
2.1
Sistem Hidroponik................................................................................. 7
2.2
Manfaat Hidroponik.............................................................................. 13
2.3
Hidroponik KIT..................................................................................... 14
2.4
Alat Pengatur Sistem Irigasi Otomatis (TIMER).................................. 17
2.5
Prinsip Kerja Alat Pengatur
Sistem Irigasi Otomatis (TIMER)............. 26
2.6
Pembuatan Alat Pengatur Sistem
Irigasi Otomatis (TIMER)................ 27
III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan............................................................................................ 35
3.2
Saran...................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA
................................................................................. vi
LAMPIRAN .................................................................................................. vii
DAFTAR
TABEL
Halaman
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan PKL.................................................................... 6
DAFTAR
GAMBAR
Halaman
Gambar
1. Struktur Pimpinan Perusahaan Parung Farm.................................. 5
Gambar 2 .Wick
System................................................................................... 8
Gambar 3. Water
Culture................................................................................. 9
Gambar 4. Ebb and Flow................................................................................. 10
Gambar 5. Drip
System.................................................................................... 11
Gambar 6. NFT ................................................................................................ 12
Gambar 7. Aeroponic....................................................................................... 12
Gambar
8. Hidroponik KIT 3 dan 5 Tingkat.................................................... 15
Gambar
9. Ukuran Pipa................................................................................... 15
Gambar
10. Relay............................................................................................. 19
Gambar
11. Dioda............................................................................................ 19
Gambar
12. Kapasitor....................................................................................... 21
Gambar
13. Bentuk Fisik Kapasitor................................................................. 22
Gambar
14. Kapasitor Kecil............................................................................. 23
Gambar
15. Kapasitor Terbuka......................................................................... 23
Gambar
17. Macam- Macam Kapasitor............................................................ 24
Gambar
18. Permukaan PCB............................................................................ 25
Gambar
19. LED.............................................................................................. 26
Gambar
20. Potensiometer............................................................................... 26
Gambar
21. Rangkaian Timer........................................................................... 27
Gambar
22. Stuktur TIMER............................................................................. 28
Gambar
23. Adaptor......................................................................................... 30
Gambar
24. Timer............................................................................................. 31
Gambar
25. Prinsip Kerja Timer....................................................................... 32
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat keterangan telah melakukan PKL dari instansi tempat pelaksanaan PKL
Lampiran
2. Lembar penilaian PKL oleh Pembimbing Lapangan
Lampiran
3. Dokumentasi
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Universitas Andalas
merupakan salah satu universitas yang terkemuka se- asia tenggara. Dimana lulusan
universitas ini diharapkan mampu bersaing di dunia kerja dengan mahasiswa
lulusan universitas lainnya. Oleh karena itu beberapa Fakultas di Universitas Andalas
telah memasukkan mata kuliah praktek kerja lapangan ( PKL ) ataupun kerja
praktek ( KP ) sebagai mata kuliah yang wajib di ambil oleh mahasiswa semester
akhir.
Penyelenggaraan
PKL adalah upaya Fakultas Teknologi Pertanian Unand untuk membekali calon
lulusan dengan pengalaman kerja di dunia kerja yang sesungguhnya di
bidang-bidang yang terikat secara langsung maupun tidak langsung dengan sektor
pertanian dalam arti luas. Prakter Keja Lapangan
(PKL) merupakan salah satu
mata kuliah yang terdapat dalam kurikulum Fakultas Teknologi Pertanian Unuiversitas Andalas
(Fakultas Teknologi
Pertanian Unand).
Kegiatan diselenggarakan pada semester tujuh dengan bobot tiga satuan kredit
semester (SKS) dan ditempuh selama satu bulan pada saat libur akademik menjelang
semester delapan.
Pelaksaan
PKL di program studi Teknik Pertanian Universitas Andalas dilakukan di
perusahaan yang pada umumnya bergerak di bidang Teknik Pertanian, selain
perusahaan yang bergerak dibidang Teknik Pertanian, ada juga beberapa tempat
yang di sarankan untuk melaksanakan praktek kerja lapangan ini, seperti di
kedinasan baik di dalam Sumatera
Barat maupun diluar Sumatera Barat.
Praktek
kerja lapangan yang dilaksanakan di Parung Farm merupakan kegiatan yang
bergerak dalam bidang Budidaya
sayur-sayuran dengan menggunakan sistem Hidroponik
secara berkelanjutan untuk memenuhi permintaan sayur dipasar. Hidroponik
merupakan salah satu teknik pertanian moderen yang sering terdengar dalam dunia
pertanian khususnya dalam ruang lingkup fakultas pertanian, namun praktikum
atau pembelajaran tentang hidroponik masih kurang sehingga menimbulkan
inisiatif bagi penulis untuk melakukan Kuliah Kerja Profesi tentang hidroponik
sayuran untuk menambah wawasan tentang teknik bercocok tanam. Selain itu sayuran
merupakan salah satu tanaman pangan penting bagi ketahanan pangan nasional.
Pemilihan
lokasi Kuliah Kerja Profesi di Kebun
Hidroponik Parung Farm dikarenakan tempat ini selain menyediakan pelatihan
budidaya tanaman secara hidroponik bagi umum juga sebagai salah satu produsen
sayuran terbesar di Indonesia yang khusus ditanam secara hidroponik dan
aeroponik.
Dengan semakin berkurangnya lahan pertanian, dimana
terjadi peralihan fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi bangunan dan
sebagainya, maka perlu adanya alternativ lain untuk dapat memperoduksi
kebutuhan sayuran sehat dan bermutu yang bisa diproduksi dalam skala besar atau
dalam skala rumah tangga sehingga mampu memenuhi kebutuhan sayur-sayuran. Salah
satunya adalah budidaya sayuran dengan sistem hidroponik ini. Sistem Hidroponik
ini jika dikembangkan dalam skala rumah tangga , maka bisa dengan manggunakan
sistem hidroponik KIT yaitu, sistem budidaya sayuran pada pipa- pipa yang sudah
didsain sedemikian rupa sehingga bisa ditanami sayur-sayuran. Hidroponik KIT
ini lah pengairannya diatur dengan menggunakan “Alat Pengatur Waktu Otomatis (TIMER)” yang berfungsi menentukan
kapan tanaman pada hidroponik KIT dialiri oleh air yang bernutrisi. Oleh karena
itu penulis memilih untuk melakukan praktek kerja lapangan (PKL) di Parunng
Farm, karena peusahan ini memmang konsisten dalam melakukan budidaya sayuran
dengan sistem hidroponik.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam melaksanakan praktek kerja lapangan (
PKL ) ini adalah sebagai berikut :
1.
Mahasiswa mampu beradaptasi
dengan dunia kerja yang pada dasarnya adalah salah satu pengaplikasian ilmu
yang di dapat di bangku kuliah
2.
Mahasiswa mampu
bersaing dengan lulusan lainnya dalam dunia kerja dengan adanya pengalaman yang
dimiliki mahasiswa itu sendiri.
3.
Ikut serta dalam
kegiatan Pembangunan serta pemanfaatan hasil sayur-sayuran di Parung
Farm.
1.3 Manfaat
Beberapa
manfaat yang di dapat dalam melakukan praktek kerja lapangan adalah sebagai
berikut :
1. Mendapatkan
beberapa pengalaman kerja dalam memasuki
dunia kerja baik dalam sisi ilmu ataupun aplikasinya dilapangan
2. Dapat
memahami keadaan yang terdapat dalam dunia kerja, sehingga pada saat memasuki
dunia kerja, kita tidak asing lagi dengan keadaaan dalam dunia kerja.
1.4 Deskripsi tempat PKL
a.
Sejarah Parung Farm
Kebun
Hidroponik Parung didirikan pada November 1998 oleh Subagyo Karsono dan Sudibyo
Karsono. Pada tanggal 1 Januari 2001 Kebun Hidroponik berubah nama menjadi
Parung Farm. Awalnya Kebun Hidroponik Parung didirikan untuk menyalurkan hobi
pemiliknya akan budidaya hortikultura yang kemudian dikembangkan untuk produksi
tanaman dan pelatihan hidroponik. Parung Farm terdiri atas dua perusahaan yaitu
PT. Kebun Sayur Segar dan CV. Kebun Anggrek. PT. Kebun Sayur Segar didirikan
pada bulan Juni 2003 yang merupakan salah satu unit usahanya di bidang
komersial. Parung Farm memiliki tiga kebun yaitu kebun Parung, Bintang Delapan,
dan Cugenang. Parung Farm memiliki kebun seluas 9,8 yang terdiri dari tiga
kebun, yaitu di Parung seluas 3,8 Ha, di Sukabumi seluas 4 Ha dan di Cianjur
seluas 2 Ha.
Parung
Farm merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang agribisnis sayuran.
Parung farm mengawali usaha dengan melakukan pelatihan budidaya hidroponik,
budidaya anggrek dan kultur jaringan anggrek. Namun tidak hanya mengkhususkan usaha pada
pendidikan dan pelatihan tetapi mulai mencoba bidang komersial, yaitu produksi
dan penjualan sayuran yang ditanam secara hidroponik. Parung Farm sebagai
lembaga pelatihan menyediakan program pelatihan mengenai hidroponik bagi
masyarakat. Sistem hidroponik yang digunakan sebagai sarana penunjang pelatihan
yaitu aeroponik, Nutrient Film Technique (NFT),
Deep Flow Technique (DFT), Top Feeding, dan Ebb and Flow.
b.
Letak
Geografis
Parung Farm berlokasi di Jalan Raya
Parung-Bogor No. 546, Kampung Jati, Desa Parung, Kecamatan Parung, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat. Lokasi kebun Parung berada pada 6° 26’ LS dan 106° 44’ BT
dan terletak pada ketinggian 100 m diatas permukaan laut (dpl).
Adapun
batas kebun hidroponik yaitu:
Sebelah
Utara : Desa Jabon
Sebelah
Selatan : Desa Gunung Sindur
Sebelah
Barat : Desa Waru Jaya
Sebelah
Timur : Kota Depok
Kebun
Parung memiliki iklim tropis yang sesuai untuk jenis sayuran yang diproduksi
sehingga sayuran dapat tumbuh dengan baik. Daerah ini memiliki musim hujan pada
bulan Oktober-Maret dan musim kemarau pada bulan April-September. Lokasi ini
memiliki suhu 26°C – 35°C, kelembaban udara 70%, serta curah hujan rata-rata
2.774 mm/tahun (Parung Farm, 2009).
c.
Struktur
Organisasi dan Ketenagakerjaan
Parung Farm merupakan perusahaan milik
pribadi sehingga dipimpin oleh pemiliknya, yang juga berstatus sebagai direktur
perusahaan. Direktur bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan. Struktur
organisasi Parung Farm terdiri atas direktur utama Kebun Sayur Segar (KSS),
direktur utama Kebun Anggrek Parung (KAP), serta direktur utama Pengembangan,
Pendidikan dan Pelatihan (BANGDIKLAT).
Kebun
Sayur Segar (KSS) dipimpin oleh direktur utama yang membawahi manajer produksi,
manajer pemasaran, bagian administrasi dan keuangan. Manajer produksi bertugas
untuk mengawasi dan menangani produksi sayuran, manajer pamasaran bertugas
menangani pendistribusian sayuran ke supermarket-supermarket. Bagian
administrasi dan keungan bertugas untuk menangani keuangan perusahaan dan
pemberian gaji karyawan.
Untuk
divisi Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan memiliki tugas untuk memberikan
pengetahuan tentang hidroponik dan sekaligus mengadakan pelatihan hidroponik
untuk pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum. Dibawah ini adalah sturktur
organisasi dari Parung Farm.
Kebun
Cugenang
|
Kebun
Parung
|
PIMPINAN
|
Unit
Kebun Anggrek Parung (KAP)
|
Unit
Kebun Sayur Segar (KSS)
|
BANGDIKLAT
|
BagianAdministrasi
dan
Keuangan
|
Bagian Produksi
|
Bagian Pemasaran
|
Kebun
Bintang Delapan
|
Sumber: Parung Farm
Gambar 1. Struktur Pimpinan
Perusahan Parung Farm
Tenaga
kerja Parung Farm terdiri atas karyawan tetap dan karyawan tidak tetap.
Karyawan tetap terbagi menjadi dua, yaitu karyawan tetap harian dan bulanan.
Karyawan tetap harian menerima gaji setiap minggu berdasarkan kehadiran setiap
harinya, sedangkan karyawan tetap bulanan menerima gaji setiap akhir bulan
tanpa memperhitungkan kehadiran. Karyawan tetap harian bekerja di bagian
penanaman, dan karyawan tetap bulanan bekerja di bagian administrasi, produksi,
pemasaran, sopir, dan keamanan.
Karyawan
tidak tetap adalah karyawan yang bekerja di bagian pasca panen. Tenaga kerja
tidak tetap digaji setiap hari dengan memperhitungkan kehadiran. Selain itu
terdapat pula karyawan borongan, yaitu karyawan yang bekerja secara borongan
dengan waktu kerja jika ada panggilan pekerjaan. Jam kerja karyawan pada bagian
produksi yaitu jam 07.00-15.00 WIB dengan waktu istirahat pada pukul
11.00-13.00 WIB, sedangkan jam kerja karyawan bagian administrasi yaitu dari
pukul 08.00-16.00 WIB dengan waktu istirahat pukul 12.00-13.00 WIB. Seluruh
karyawan memiliki enam hari kerja dalam satu minggu. Penerimaan gaji karyawan
antara satu dan yang lain tidak sama, tergantung dari jenis pekerjaan,
ketrampilan, prestasi dan lamanya pekerjaan. Gaji karyawan di bagian produksi
yaitu Rp 500 000 – Rp 800 000 per bulan.
1.5 Waktu pelaksanaan PKL
Waktu dan
Tempat Pelaksanaan Praktek Kuliah Kerja Profesi (KKP) ini dilakukan di Kebun
Hidroponik Parung Farm Desa Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Praktek umum
ini dimulai sejak tanggal 02 Januari hingga tanggal 88 Februari 2014. Dalam
pelaksanaan PKL ini berdasarkan program kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan
itu sendiri agar peserta PKL dapat mengetahui metode-metode yang diterapkan
oleh perusahaan. Namun program kerja yang diajukan oleh peserta PKL adalah
sebagai berikut:
No.
|
Program Kerja
|
Kegiatan
|
1.
|
Pembekalan
|
-
Pengarahan dan
pengenalan lingkungan kebun hidroponik
-
Materi hidroponik
-
Teknik budidaya
hidroponik
|
2.
|
Budidaya sayuran hidroponik
|
-
Persiapan media tanam
-
Pembibitan
-
Penanaman
-
Pemeliharaan
-
Panen
|
3.
|
Penanganan pasca panen
|
-
Sortasi dan grading
-
Pengemasan
|
4.
|
Pemasaran
|
-
Strategi pemasaran
-
Saluran pemasaran
|
Table 1. Jadwal pelaksanan PKL
II. APLIKASI
ALAT PENGATUR WAKTU OTOMATIS (TIMER)
PADA
SISTEM HIDROPONIK KIT
2.1
Sistem
Hidroponik
1.
Pengertian
Hidroponik
Hidroponik berasal dari bahasa Latin
yang berarti “Working Water atau Pemberdayaan Air”. Kenyataannya hidroponik
adalah menanam tanaman tanpa tanah, atau sering disebut “Dirtless Gardening/ Berkebun Tanpa Kotoran”. Dalam prakteknya,
hidroponik berarti menanam tumbuhan dalam air dan larutan nutrisi, tanpa tanah.
Sistem
bercocok tanam ala hidroponik kini makin banyak dipilih karena merupakan budi
daya tanaman tanpa media tanah. Sistem bercocok tanam yang lebih banyak
menggunakan air sebagai sumber nutrisi utama ini biasanya dilakukan di dalam
greenhouse. Pasalnya, faktor-faktor ekosistem bisa lebih mudah dikendalikan
sehingga risiko terhadap pengaruh cuaca pun bisa diperkecil. Ide awal kebun
hidroponik muncul dalam menyiasati keterbatasan lahan, waktu, dan cara
pemeliharaan. Dengan hidroponik, tanaman tumbuh di
dalam media tanam, tetapi tanaman tidak mendapatkan apa-apa dari media tanam
tersebut. Tanaman hanya menerima apa yang kita berikan, tidak lebih tidak
kurang. Kita memiliki kontrol total atas pH, nutrisi dan kepekatan dari nutrisi
tersebut.
Selain air,
medium lain yang bisa digunakan dalam sistem bertanam hidroponik ini ialah air,
kerikil, pasir, spon, atau gel. Sedangkan tanaman yang bisa tumbuh dengan
sistem hidroponik pun juga bermacam-macam. Yang biasa ditanam dengan
menggunakan sistem hidroponik umumnya adalah tanaman apotek hidup, sayuran, dan
tanaman hias.
Banyak
manfaat yang bisa diperoleh dengan sistem berkebun hidroponik. Di antaranya,
produksi tanaman lebih tinggi, lebih terjamin dari hama dan penyakit, tanaman
tumbuh lebih cepat dan pemakaian pupuk lebih hemat, bila ada tanaman yang mati,
bisa dengan mudah diganti dengan tanaman baru, dan tanaman memberikan hasil
yang kontinu. Kualitas daun, bunga, atau buah pun lebih sempurna dan tidak kotor.
Untuk media
tanamnya pun sebaiknya yang tidak menyediakan nutrisi bagi tanaman dan tidak
mengalami pelapukan dalam jangka pendek. Media tanam untuk hidroponik substrat
harus memiliki pori-pori makro dan mikro yang seimbang, sehingga sirkulasi
udaranya cukup baik dan daya serap airnya cukup tinggi. Media tanamya selain
yang tadi disebutkan yaitu organik, ada juga yang non-organik. Contoh untuk
yang bahan organik misalnya: gambut, potongan kayu, serbuk kayu gergaji,
kertas, arang sekam, arang kayu, batang pakis, cocopot (sabut kelapa).
Sementara itu, contoh bahan anorganiknya adalah pasir, kerikil alam, kerikil
sintetik, batu kali, batu apung, perlit, zeolit, pecahan bata/genting, spons,
serabut batuan (rockwool). Masing-masing jenis media tanam di atas mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Media tanam dipilih berdasarkan karakteristik fisika
dan kimiawi, ketersediaan, dan biaya.
Terdapat enam tipe
dasar dari sistem hidroponik yaitu Wick Sistem, Water Culture, Ebb and Flow,
Drip Sistem, NFT (Nutrient Film Technique) dan Aeroponic. Namun sebenarnya
terdapat beratus-ratus variasi dari tipe dasar sistem-sistem tersebut, tetapi
semua metode hidroponik merupakan sebuah variasi atau kombinasi dari keenam
sistem diatas.
2.
Wick
Sistem
Gambar
2. Wick Sistem
Sumber:
Koleksi Sudibyo Karsono. Disadur dari Hydroponics the Rest of US
Sistem wick merupakan
tipe dari sistem hidroponik yang paling mudah. Sistem ini menggunakan prinsip
kapilaritas dari suatu bahan. Tanaman biasanya menggunakan media tanam seperti
arang sekam yang memiliki porositas yang cukup tinggi dan juga mudah menyerap
dan menyebarkan air. Pada media tanam telah diselipkan kain yang dihubungkan
dengan tangki air yang berada di bawahnya untuk menyerap air tersebut secara
terus-menerus.sehingga jika pada media tanam telah berkurang kadar air karena
dipakai dalam respirasi maka secara otomatis sumbu akan menyerap air dan
memenuhi media tanam kembali.
Kelebihan sistem ini
adalah tidak memerlukan pompa listrik sehingga tanaman tidak akan mati jika
terjadi mati listrik. Selain itu bahan yang diperlukan cukup mudah didapatkan
dan juga sirkulasi oksigen cukup sering terjadi. Kekurangan dari sistem
ini adalah apabiala tanaman berukuran besar atau memerlukan air yang banyak
sehingga dapat menghabiskan solusi nutrisi lebih cepat daripada yang dapat
disediakan oleh wick.
3.
Water
Culture
Gambar
3. Water Culture
Sumber: Koleksi Sudibyo Karsono. Disadur dari
Hydroponics the Rest of US
Sistem water culture
merupakan sistem termudah dari semua sistem hidroponik aktif. Penopang tanaman
biasanya terbuat dari styrofoam dan mengambang langsung di larutan nutrisi.
Sebuah pompa udara menyediakan udara ke batu udara yang membuat
gelembung-gelembung larutan nutrisi dan menyediakan oksigen bagi akar tanaman.
Sistem ini menjadi
pilihan yang cocok untuk menanam selada, tanaman yang cepat pertumbuhannya dan
suka sekali dengan air. Kekurangan dari sistem ini adalah tidak dapat dipakai
untuk tanaman yang besar atau yang memerlukan waktu lama untuk berkembang.
4.
Ebb
and Flow
Gambar
4. Ebb and Flow
Sumber:
Koleksi Sudibyo Karsono. Disadur dari Hydroponics the Rest of US
Ebb and Flow atau yang
lebih dikenal dengan sistem pasang surut merupakan modifikasi sistem hidroponik
sistem sumbu, dimana air tidak dinaikkan ke media tanam melaui sumbu tetapi
menggunakan pompa. Tujuan utama dari naik turunnya air ini adalah untuk
memudahkan sirkulasi oksigen yang amat dibutuhkan oleh tanaman. Pompa dan timer
digunakan untuk mengatur kapan dan berapa lama air akan naik (pasang) ataupun
turun (surut). Oleh karena adanya naik turunnya air ini maka disebut sebagai
sistem pasang surut.
Kelebihan
sistem ini yaitu tanaman mendapat suplai air, oksigen, dan nutrisi secara
terus-menerus, sirkulasi oksigen selalu terjadi setiap saat sehingga tanaman
akan tumbuh dengan mudah, pertukaran oksigen lebih baik karena terbawa air
pasang dan surut, ketinggian air yang naik dan turun sama tinggi sehingga
tanaman dapat tumbuh seragam dan mempermudah perawatan karena kita tidak perlu
melakukan penyiraman.
Adapun
kekurangan sistem ini yaitu terlalu tergantung kepada aliran listrik dan jika
jika sampai terjadi mati listrik maka tanaman akan cepat layu, kualitas nutrisi
yang sudah dipompakan berkali-kali tidak akan sebagus awalnya.
5.
Drip
Sistem
Gambar
5. Drip Sistem
Sumber: Koleksi Sudibyo Karsono. Disadur dari
Hydroponics the Rest of US
Sistem ini juga dikenal
dengan nama sistem irigasi tetes yaitu salah satu sistem hidroponik yang
digunakan pertama kali. Sistem ini menggunakan selang yang akan meneteskan
butiran-butiran cairan kepada media tanam yang biasany berupa kerikil ataupun
pasir sehinga akar tanaman akan mudah mendapatkan nutrisi tersebut karena media
tanam tersebut memiliki pori-pori yang cukup besar sehingga mudah sampai ke
bagian akar tanaman. Selain menggunakan selang yang berasal dari pompa, juga
dapat digunakan bototl air yang telah dilubangi di bagian bawahnya sehingga air
akan terus turun samapi batas lubang yang ada. Jika air pada botol sudah habis
maka hanya perlu mengisi botol tersebut kembali.
Kelebihan dari sitem
ini adalah tidak perlu menggunakan listrik sehingga ketika mati listrik tanaman
tetapi dapat dipenuhi kebutuhan nutrisinya, tanaman mendapat suplai air dan
nutrisi secara terus-menerus, lebih menghemat air dan nutrisi karena diberikan
sedikit demi sedikit, biaya yang diperlukan relatif murah misalnya untuk
pengadaan media tanam berupa pasir dan kerikil relatif murah dan mudah
didapatkan. Namun kekurangannya yaitu sirkulasi oksigen pada akar tanaman
kurang, oksigen akan susah didapat tanaman jika media terlalu padat dan
penggunaan bak penampung tidak akan terlalu menghemat air dan nutrisi karena
lebih banyak hilang terserap tanaman, tertahan media atau penguapan.
6.
NFT
(Nutrient Film Technique)
Gambar
6. NFT
Sumber:
Koleksi Sudibyo Karsono. Disadur dari Hydroponics the Rest of US
Sistem ini menggunakan
kemiringan media tanam untuk mengalirkan nutrisi ke tiap akar tanaman.
Pertama-tama air akan dinaikkan menggunakan pompa listrik setelah itu air akan
memgalir pada media tanam yang memiliki kemiringan 0,05 anatara bidang vertikal
dengan horizontal atau memiliki suduk
kemiringan 2-30. Tanaman ditopang dengan penyangga styrofoam. Karena
memiliki kemiringan ini maka air akan mengalir dengan aliran yang tipis
sehingga disebut Nutrient Film Technique
(NFT).
Kelebihan dari sistem
ini adalah tidak memerlukan banyak pipa untuk pembuangan air dan juga nutrisi
merata didapatkan oleh tanaman. Tetapi kekurangan sistem ini adalah tanaman
akan lebih mudaha layu jiaka sampai terjadi mati listrik dan juga cenderung
tidak semua daerah akar mendapatkan air karena peredarannya kurang merata
sehingga kadang ditemui pertumbuhan tanaman tidak seragam.
7.
Aeroponic
Gambar
7. Aeroponic
Sumber: Koleksi Sudibyo Karsono. Disadur
dari Hydroponics the Rest of US
Sistem ini cukup efisien untuk memproduksi
tanaman hortikultura. Pada sistem ini, air yang dicampur nutrisi akan
disemprotkan kebagian akar tanaman. Air akan disemprotkan dalam bentuk butiran
halus sehingga akar tanaman akan mudah menyerap nutrisi dalam air tersebut.
Penyemprotan dilakukan secara berkala dan terus-menerus dengan diatur oleh
timer yang mengatur berpa alam nyala matinya pompa. Tanaman dibiarkan
menggantung dengan penyangga styrofoam sehingga bagian akar akan menggantung
diudara sehingga sirkulasi oksigen akan mudah terjadi.
Kelebihan dari sistem
ini adalah tenaman lebih mudah menyerap nutrisi dan sirkulasi oksigen selalu
terjadi sehingga tanaman akan lebih mudah tumbuh dan berkembang, tanaman
mendapat suplai air, oksigen, dan nutrisi secara terus-menerus, lebih menghemat
air dan nutrisi, mempermudah perawatan karena kita tidak perlu melakukan
penyiraman dan nutrisi lebih mudah diserap tanaman karena diberikan dalam
ukuran kecil.
Kekurangan sistem ini
adalah memerlukan pasokan listrik secara terus menerus karena jika sampai
terjadi mari listrik maka tanaman tidak akan mendapatkan nutrisi sama sekali
sehingga tanaman akan menjadi cepata layu dan bahkan mati jika tidak segera
diberi air.
2.2
Manfaat
Hidoponik
Banyak sekali keuntungan dari penanaman dengan
sistem hidroponik diantaranya yaitu:
1. Kebanyakan
kebun hidroponik memerlukan lebih sedikit pekerjaan dibanding kebun tanah,
karena tidak harus menggali tanah atau mencabuti rumput liar.
2. Dengan
tidak menggunakan tanah sebagai media tanam, artinya kita juga telah
menghilangkan berbagai penyakit yang disebabkan oleh tanah.
3. Kebun
hidroponik lebih sedikit menggunakan air dibanding kebun tana karena airnya
tidak terbuang sia-sia atau diambil oleh oleh rumput liar.
4. Dalam
hidroponik, jarak tanam membuat menanam lebih banyak tanaman
dibandingkan tanaman yang memakai media tanah dalam luas yang sama.
5. Kebun
hidroponik untuk ukuran kecil dapat dibuat hampir dimana saja.
6. Dengan
memberikan nutrisi yang tepat pada tanaman maka tanaman akan tumbuh lebih cepat
dan berproduksi lebih banyak.
7. Berdasarkan
pengamatan dan penelitian, telah dibuktikan bahwa dengan hidroponik produk yang
dihasilkan mempunyai nilai nutrisi yang lebih tinggi dibanding penanaman secara
tradisional
8. Produk
hasil hidroponik biasanya mempunyai rasa yang lebih enak.
Jika penanaman
dilakukan di dalam ruangan atau rumah kaca, kita dapat melakukannya sepanjang
tahun.
2.3
Sistem Hidroponik
KIT
1.
Sistem hidroponik KIT
Adalah
rangkaian pipa-pipa dengan ukuran yang berbeda-beda kemudian dirangkai menjadi
sebuat hidroponik KIT dengan maksud untuk dapat melakukan budidaya pada
pipa-pipa yang sudah dilubangi. Hidroponik KIT memiliki ukuran yang
berbeda-beda dan ketinggian yang berbeda juga hal ini berkaitan dengan
kapasitas dan daya tekan dari pompa yang digunakan, semakin besar kapasitas
pompa yang digunakan akan semakin tinggi juga hidroponik KIT yang bisa
digunkan.
Hidroponik KIT saat ini banyak diminati oleh orang-orang yang
memiliki lahan sempit yang mengingikan berbudidaya sayur-sayuran atau tanaman
hias. Ada keungulan terssendiri bila
kita menggunkan hidroponik KIT ini. Penggunaan hidroponik KIT dimasyarakat
khususnya daerah jawa sudah mulai pamiliyar atau sudah dikenal oleh masyarakat
disana, dan hal ini dapat membantu masyarakat dalam memperoleh sayuran segar
setiap harinya.
Ada bebrapa model hidroponik KIT
diparung farm sedangakan permintaan pasar adalah model 3 tingkat penanaman dan
5 tingkat penanaman. Dapat dilihat dari gambar dibawah ini perbedaan dan
keunikan dari dua unit hidroponik KIT ini.
Gambar.8. Hidroponik KIT 3
tingakat Gambar .9. Hidroponik
KIT 5 tingkat
Sumber: Parung Farm
2.
Komponen-komponen Pembuatan Hidroponik KIT
Komponen pembuatan/perakitan Hidroponik KIT yaitu terdiri dari beberapa
pipa dengan ukuran dan panjang yang berbeda. Adapun pipa-pipa yang digunakan
adalah :
a.
Pipa ukuran AW 2 ½
b.
Pipa AW 2 ¼
c.
Pipa AW 1
d.
Pipa AW ¾
e.
AW ½
f.
Sock draad
g.
Drop
h. Atap pelastik statis
Gambar .10.
Beberapa ukuran pipa
3.
Langkah dan alat pembuatan Hidroponik KIT
Langkah pembuatan
hidroponik KIT ialah sebagai berikut :
a. Sediakan kebutuhan alat dan bahan yang diperlukan
b.
Potong pipa sesuai ukuran
yang telah ditentukan dengan menggunakan gergaji.
c.
Bersihkan sisa bekas
pemotongan dengan pisau lalu lubangi pipa ukuran AW 2 ½ dimana pipa ukuran ini akan dijadikan tempat
peletakan tanaman yang akan dibudidayakan.
d.
Pipa dilubangi dengan
menggunakan bor pipa khusus dengan mata bor mirip gergaji hanya saja posisinya
melingkar.
e.
Piipa-pipa kemudian dirakit
untuk menjadi sebuah hidroponik KIT dengan cara menyambungkan pipa satu dengan
pipa lainnya menggunakan lem khusus pipa.
f.
Setelah dirakit perhatikan
kerapian dan kemiringan pipa, Karena bila terlalu miring air akan sulit
mengalir
g.
Hidroponik yang sudah
dirakit dipasangkan atap plastic statis, kemudian siap pakai.
4.
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
a.
Bor pipa listrik
b.
Gergaji besi/pipa
c.
Pisau/gunting
d.
Alat tulis (pensil,
pena,kertas/buku)
e.
alat pelubang
f.
Plaster
g.
Lem Pipa
h.
Tang/alat pemotong
i.
Solder
j. Pompa air aquarium 3600
Hidroponik
KIT menggunakan pompa air aquarium untuk menaikan air dari tabung air dibawah
rangkaian KIT yang sudah diisi air bercampur nutrisi yang disuplay ke seluruh
tanaman yang ada pada rangkaian hidroponik tersebut, pompa inilah yang
dikontrol menggunakan Timer dalam
melakukan penyaluran air dan nutrisi ke rangkaian, pompa akan hidup saat timer
dalam kondisi NO (normal open) dimana timer menyalurkan aliran listrik ke pompa
sehingga pompa beroprasi lalu mengalirkan air ke rangkaian hidroponik KIT.
Secara keseluruhan hidroponik KIT
sangat bergantung pada energi arus listrik, karena pengoprasiannya membutuhkan
arus listrik dalam agar air dan nutrisi dapat dibawa oleh tekanan pompa ke
bagian rankaian hidroponik KIT dengan demikian akan membuat tanaman (sayuran/tanaman
hias) dapat tumbuh dengan baik.
2.4
Alat Pengatur Sistem Irigasi Otomatis (TIMER)
1. Pengertian
Alat
pengatur sistem irigasi otomatis (timer) disebut juga sebagai relay timer atau relay
penunda batas waktu yang banyak digunakan dalam instalasi sepeda motor, mobil
dan sebagainya. Terutama instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara
otomatis.
Fungsi dari peralatan kontrol ini adalah sebagai
pengatur waktu bagi peralatan yang dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk
mengatur waktu hidup atau mati dari kontaktor atau untuk merubah sistem bintang
ke segitiga dalam delay waktu tertentu.
Timer dapat
dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja menggunakan induksi motor
dan menggunakan rangkaian elektronik. Timer yang bekerja dengan prinsip induksi
motor akan bekerja bila motor mendapat tegangan AC sehingga memutar gigi
mekanis dan menarik serta menutup kontak secara mekanis dalam jangka waktu
tertentu.
Sedangkan
relay yang menggunakan prinsip elektronika, terdiri dari rangkaian R (Resistor)
dan C (Kapasitor) yang dihubungkan seri atau parallel. Bila tegangan sinyal
telah mengisi penuh kapassitor, maka relay akan terhubung. Lamanya waktu tunda
diatur berdasarkan besarnya pengisian kapasitor.
Bagian
input timer biasanya dinyatakan sebagai kumpuran (Coil) dan bagian inputnya
sebagai kontak NO (normal open) atau NC (normal close).
2. Komponen-komponen Alat Pengatur Sistem Irigasi
Otomatis (Timer).
Alat pengatur sistem irigasi otomatis ini memiliki bebarapa komponen
diantaranya sebagai berikut :
1.
Relay
Dalam dunia elektronika, relay dikenal sebagai komponen yang
dapat menginplementasikan logika switching. Sebelum tahun 70an, relay merupakan “otak” dari rangkaian
pengendali. Relay yang paling
sederhana ialah relay elektomekanis
yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik.
Secara sederhana relay elektromekanis ini
didefinisikan sebagai berikut :
a.
Alat yang menggunakan
gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar.
b.
Saklar yang
digerakan (secara mekanis) oleh daya/energy listrik.
Secara sederhana berikut ini perinsip kerja dari relay
adalah ketika coil mendapat energi listrik (energized), akan timbul gaya
electromagnet yang akan menarik armature yang berpegas, dan contak akan menutup.
Relay terdiri dari coil dan contact. Coil adalah
gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedangkan contact adalah sejenis
saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil.
Contact ada dua jenis : Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan Open),
dan Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close)
Gambarr 11. Relay
2.
Dioda
Dioda adalah jenis vacuum tube yang memiliki dua buah elektroda. Dioda termasuk komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan konduktor P (Positif) dan N (negatif). Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N. dengan struktur demikian arus akan hanya dapat mengalir dari sisi P (positif) menuju sisi N (negatif).
Gambar :12 Dioda
Dioda
jenis ini ada dua macam yaitu silikon dan germanium. Dioda silikon mempunyai
tegangan maju 0.6 V sedangkan dioda germanium 0.3 V. Dioda jenis ini mempunyai
beberapa batasan tertentu tergantung spesifikasi. Batasan batasan itu seperti
batasan tegangan reverse, frekuensi, arus, dan suhu. Tegangan maju dari dioda
akan turun 0.025 V setiap kenaikan 1 derajat dari suhu normal.
Sesuai
karakteristiknya dioda ini bisa dipakai untuk fungsi-fungsi sebagai berikut:
1.
Penyearah sinyal AC
2.
Pemotong level
3. Sensor
suhu
4.
Penurun tegangan
5.
Pengaman polaritas terbalik pada DC input
Contoh
dioda jenis ini adalah 1N400x (1A), 1N5392 (1.5A), dan 1N4148 (500mA).
3.
Resistor
Resistor adalah
salah satu komponen elekronika yang berfungsi sebagai penahan arus yang
mengalir dalam suatu rangkaian dan berupa terminal dua komponen elektronik yang
menghasilkan tegangan pada terminal yang sebanding dengan arus listrik yang
melewatinya sesuai dengan hukum Ohm (V = IR). Sebuah resistor tidak memiliki
kutub positif dan negatif, tapi memiliki karakteristik utama yaitu resistensi,
toleransi, tegangan kerja maksimum dan power rating. Karakteristik lainnya
meliputi koefisien temperatur, kebisingan, dan induktansi. Ohm yang
dilambangkan dengan simbol Ω(Omega) merupakan satuan resistansi dari sebuah
resistor yang bersifat resistif.
Gambar 13 : Kapasitor
Dengan adanya resistor menyebabkan arus listrik
dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan. Adapun fungsi resistor secara lengkap
adalah sebagai berikut :
3.
Berfungsi untuk menahan sebagian
arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu
rangkaian elektronika.
4.
Berfungsi untuk menurunkan
tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rangkaian
elektronika.
5.
Berfungsi untuk membagi tegangan.
6.
Berfungsi untuk
membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah dengan bantuan transistor
daan kondensator (kapasitor)
4.
Transistor
Pengertian
dan fungsi transistormerupakan
topik pembahasan kita kali ini. Pengertian transistor adalah komponen elektronika
yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai tiga elektroda (triode)
yaitu dasar (basis), pengumpul (kolektor) dan pemancar (emitor). Dengan ketiga
elektroda (terminal) tersebut, tegangan atau arus yang dipasang di satu
terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya.
- Fungsi Transistor antara lain :
1.
Sebagai penguat arus, tegangan
dan daya (AC dan DC)
2.
Sebagai penyearah
3.
Sebagai mixer
4.
Sebagai osilator
5.
Sebagai switch
|
Gambar.14 Bentuk
FisikTransistor
|
|
5. Kapasitor (kondensator)
Kapasitor
dapat di ibaratkan seperti bak menampungan air, dimana besarnya tangki air
merupakan kapasitasnya sedangkan tinggi tabungnya merupakan teganganya.
Kapasitor merupakan salah satu komponen elektronika yang termasuk kategori komponen
pasif. Fungsi kapasitor amat di butuhkan didalam satu komponen elektronika
atau rangkaian elektronik. kapasitor ialah komponen elektronika yang berperan
untuk menyimpan muatan listrik, tak hanya itu kapasitor juga bisa digunakan
sebagai penyaring frekuensi. kapasitas untuk menaruh kekuatan kapasitor didalam
muatan listrik disebut farad ( f ) namun simbol dari kapasitor adalah c (
kapasitor ).
|
Gambar 15. Kapasitor
|
Satu
komponen Kapasitor biasanya terbuat dari dua buah lempengan logam yang saling
sejajar satu sama lain dan di antara kedua logam tersebut ada bahan isolator
yang kerap disebut dielektrik. Dielektrik adalah bahan yang bisa mempengaruhi
nilai dari kapasitansi fungsi kapasitor. adapun bahan dielektrik yang sangat
banyak di pakai adalah keramik, udara, kertas, metal film, gelas, vakum dan
lain sebagainya.
Kapasitor
kerap disebut sebagai kondensator. kapasitor mempunyai beraneka macam bentuk
dan ukuran, tergantung dari kapasitas kapasitor, tegangan kerja, dan lain
sebagainya. fungsi kapasitor terbagi atas 2 kelompok yaitu kapasitor yang
mempunyai kapasitas yang tetap dan kapasitor yang mempunyai kapasitas yang bisa
diubah-ubah atau dengan kata lain kapasitor variabel.
|
Gambar 17. Macam-macam
Kapasitor
|
Sifat
dasar didalam suatu kapasitor adalah bisa menyimpan muatan listrik, serta juga
mempunyai sifat yang tidak bisa dilalui arus dc ( direct current ) dan bisa
dilalui arus ac ( alternating current ) serta juga bisa berfungsi sebagai
impedansi ( resistansi yang nilainya tergantung dari frekuensi yang didapatkan
).
Fungsi kapasitor didalam satu rangkaian elektronika
adalah sebagai kopling, penggeser fasa, filter pada satu rangkaian power
supply, pembangkit frekuensi pada suatu rangkaian oscilator serta juga dipakai
untuk menghindari percikan bunga api pada suatu saklar. Cara kerja kapasitor didalam suatu rangkaian adalah
mengalirkan elektron menuju kapasitor. pada waktu kapasitor telah di penuhi
dengan elektron, tegangan akan alami perubahan. kemuadian, elektron akan keluar
dari suatu kapasitor dan mengalir menuju rangkaian yang membutuhkannya. dengan
demikian, kapasitor akan membangkitkan reaktif suatu rangkaian Tetapi tidak bisa pungkiri, walau satu komponen
kapasitor mempunyai bentuk dan ukuran yang berlainan, namun fungsi kapasitor
terus amat di butuhkan didalam satu komponen elektronika atau rangkaian
elektronika.
6.
PCB (Printed Circuit Board)
Adalah papan yang berlapis tembaga yang digunakan untuk membuat jalur
rangkaian elektronik. PCB ada beberapa jenis yaitu tergolong dari bahan yang
digunakan untuk membuat PCB. PCB yang digunakan pada umumnya adalah yang
terbuat dari bahan pertinak.. PCB dengan jenis bahan pertinak ini rata-rata
memiliki ketebalan tembaga 0,035 mm – 0,06 mm. sedangkan PCB dengan jenis lain
yaitu terbuat dari fibeer dengan ketebalan tembaga lebih dari 0,06 mm.
ketebalan tembaga ini mempengaruhi kualitas jalus rangkaian dan proses
pelarutan PCB.
Gambar 18. Permukaan PCB
7.
Light Emiting Dioda (LED)
Lampu LED (Light Emiting Dioda) adalah suatu lampu indicator dalam perangkat elektronka yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukan status dari perangkat elektronika tersebut. Yaitu jenis diode yang mampu menghasilkan cahaya apabila pada diode tersebut bekerja tegangan 1.8 V dan arus listrik 1,5 Ma dengan arah forward bias/bias arus maju. Arus listrik juga akan bekerja hanya pada arus bias maju. LED didesain dengan rumah atau case dari bahan epoxy transparan, warna cahaya yang dihasilkan dapat dibuat sesuai dengan dopping bahan LED.
Gambar 19. LED (Light
Emiting Dioda)
8.
Potensiometer
Potensiometer
adalah salah satu jenis dari resistor yang variabel hambatannya dapat
diubah-ubah. Pengubahan variabel hambatan pada potensiometer dapaat dilakukan
dengan cara mengubah frekuensi dengan memutar potensiometer tersebut. Dengan
cara ini frekuensi output rangkaian atau alat elektronika dapat diubah-ubah.
Potensio banyak terdapat pada alat-alat elektronika
seperti radio untuk mengatur volume radio tersebut
Gambar 20. Potensiometer dan simbolnya
2.5
Prinsip kerja Alat Pengatur Sistem Irigasi Otomatis (Timer)
Relay yang menggunakan prinsip elektronika, terdiri dari rangkaian R dan
C yang dihubungkan seri dan parallel. Bila tegangan sinyal telah menngisi penuh
kapasitor, maka relay akan terhubung, lama waktu tunda diatur berdasarkan
besarnya pengisian kapasitor.
Bagian input timer biasanya
dinyatakan sebagai kumparan (Coil) dan bagian output sebagai kontak NO (normal
open) atau NC (Normal close)
Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber
arus, apabila telah mencapai batas waktu yang diinginkan maka secara otomatis
timer akan mengunci dan membuaat kontak NO menjadi NC dan sebaliknya NC menjadi
NO, begitu seterusnya saat alat ini beroprasi.
2.6
Pembuatan Alat Pengatur sistem Irigasi Otomatis (TIMER)
Gambar 21. Rangkaian timer
Alat pengatur sistem irigasi otomatis (TIMER) ini memilik struktur yang
membentuk silinder terbuat dari bahan PVC, yakni berupa sambungan lurus pipa
dari 2 ke ½ ichi. Pada bagian dalam terdapat suatu rangkaian yang terdiri darai
komponen-komponen elektronika yang dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk
suatu fungsi otomatis yang dapat mengatur dan mengandalikan waktu tunda dimana
didasari oleh relay.
Secara structural timer ini terdiri dari beberapa komponen elektronika
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Rangkaian adaptor, berfungsi mengubah tegangan AC menjadi DC. Adapator
juga terdiri dari :
1. Relay berfungsi sebagai saklar kontak otomatis
2. Kapasitor berfungsi sebagai penyaring dan penyimpan energi dalam medan
listrik
3. Resistor berfungsi menghambat arus listrik yang masuk kedalam komponen
4. Dioda berfungsi sebagai penyearah arus listrik yang masuk.
5. Zener dioda berfungsi sebagai penyetabil dan penyesuai tegangan yang
diminta (timer/pompa)
b. Rangkaian Timer
1. Relay berfungsi sebagai saklar kontak otomatis
2. Kapasitor berfungsi sebagai penyaring dan penyimpan energi dalam medan
listrik
3. Resistor berfungsi menghambat arus listrik yang masuk kedalam komponen
4. Dioda berfungsi sebagai penyearah arus listrik yang masuk.
5. Transistor berfungsi sebagai penyetabil dan penguat arus yang masuk
6. Potenziometer berfunsi sebagai tuas pengatur waktu
7. Lampu LED berfungsi sebagai penunjuk status dari perangkat elektronika
(timer)
Gambar 22. Struktur alat pengatur sistem irigasi otomatis (timer)
Secara
fungsional komponen-komponen tersebut berfungsi sebbagai satu kesatuan dalam
menjalan yang namanya timer, yaitu :
a. Rangkaian Adaptor
Arus listrik yang berasal dari PLN sebesar 220 V masuk kedalam rangkaian
adaptor,melalui katup positif (+) dan negative (-) selanjutnya mengalir dan
melaui komponen dioda yang berfungsi sebagai penyearah arus yang melalui
rangkaian, kemudian melewati resistor (hambatan) untuk menghambat, dan
selanjutnya arus akan masuk kedalam komponen kapasitor yang berfungsi sebagai
penyaring dan penyimpan energi atau arus listrik. Semakin besar nilai atau
jumlah kapasitor akan semakin banyak pula arus yang dapat disimpann.
1.
Kapasitor
2.
Zener
dioda
3.
Dioda
4.
Relay
5.
Resistor
Gambar 23.
Adaptor
Selanjutnya arus mengalir pada komponen zener dioda
yang berfungsi untuk menyesuaikan tegangan yang diminta, zener dipasang sebanyak 5 buah untuk
meringankan kerja/fungsi zene, apabila hanya dipasang 1 zener saja maka
komponen zener ini akan cpat panas dan mudah rusak. Pada komponen adaptor ini
terdapat kapasitor dengan nilai 2,2 – 2,5 mF / 250 – 400 V yang khusus untuk
menerima arus AC dari PLN. Dihubungkan dengan dioda sebagai penyearah arus dan
resistor sebagai penghambat arus yang mengalir jika berlebihan, lalu arus akan
masuk pada komponen relay terdapat kontak NO (Normal Open) dan NC (Normal
Close) yang akan terkontak secara otomatis pada saat relay mendapat aliran
listrik.komponen relay ini terhubung pada kutub positif (+) dan negatif (-)
pada ranggkaian adaptor ini. Maka jumlah tegangan yang keluar dari adaptor ini
menjadi 12 v yakni akan menghubungkan rangkaian pada kebel penyalur arus ke
pompa.
b.
Rangakain
Timer
` Pada
rangkaian timer ini terdiri dari sepasang rangkaian yang sama namun dengan
fingsi yang bertolak belakang. Timer terhubung dengan kutub positif (+) dan
negatif (-) pada adaptor, serta antara relay dan adaptor pada adaptor dan timer
saling terhubung pada kutub positifnya. Jumlah tegangan yang diminta oleh
rangkaian timer ini sebesar 12 V, arus dari relay ini akan mengalir, kemudian
masuk ke komponen transitor yang berfungsi sebagai penyetabil dan penguat arus
yang mengalir sehingga komponen lampu LED hijau.
Keterangan :
1.
Potenziometer
2.
Kapasitor
3.
Relay
4.
Resistor
5.
Lampu LED
6.
Transistor
Gambar 24. Timer
Disamping itu arus akan
mengalir melalui dioda dan masuk ke kapasitor untuk meyimpan dan membatasi arus
yang masuk kedalam rangkaian. Pada saat kapasitor penuh arus akan dibuang ke
potenziometer yang berfungsi sebagai tuas pengatur waktu yang diinginkan.
Potenziometer ini akan menentukan lamanya waktu hidup dari lampu LED hijau
tersebut.
Pada rangkaian sebelah
kanan, arus akan mengalir pada saat relay kontak secara otomatis pada posisi NC
(normal close), selanjutnya akan sma seperti pada rangkaian sebelah kanan,
hanya saja yang membedakan adalah pada rangkaian sebelah kanan ini terdapat
lampu LED warna merah yang menandakan tidak ada arus yang mengalir pada saluran
keluar atau kabel penghubunga alat/timer ke pompa.
Gambar 25. Prinsip kerja alat timer
Rangkaian timer terdiri dari komponen kapasitor (C),
resistor (R) dan relay sebagai komponen utama. Relay adalah saklar kontak
dengan prinsip switching yaitu sebagai saklar kontak untuk membuka dan menutup
secara otomatis. Relay terdiri dari kumparan tembaga, coil dan kontak normal
open (NO)/normal close (NC). Ketika kumparan dialiri aliran listrik, kumparan
ini akan menimbulkan gaya elektromagnetik yang akan menarik atau menggerakan
coil untuk menempel pada NO dan aliran hilang maka coil akan membalik pada NC
secara otomatis.
Pada saat coil berada pasa posisi normal open (NO) maka,
seluruh komponen akan terhubung, lampu LED warna hijau akan menyala dan alat
mulai beroprasi. Pada kondisi ini kapasitor (C) dengan kapasitaas 25 V, terus
membuang muatannya hingga mencapai kurang dari 6 V, karena untuk menghidupkan
lampu LED warna hijau diperlukan tegangan sebesar 6 V. Pada saat muatan
kapasitor kurang dari 6 V maka lampu akan mati, secara otomatis relay akan
pindah pada posisi normal close (NC). Pada posisi ini kapasitor akan mengisi
kembali muatan yang telah habis hingga penuh. Lampu LED warna merah akan terus
hidup pada kondisi ini.
Selain itu resistor (R) sebagai penghambat arus yang
mengalir juga berperan penting dalam menentukan lamanya waktu dari kapasitor
tersebut untuk penuh serta habis kembali. Semakin besar nuilai suatu hambatan
yang diberikan maka akan semakin lama waktu dari kapasitor tersebut terisi
penuh serta habis kembali, sehingga waktu hidup/menyala dan matinya waktu timer
ini akan semakin lama. Begitu juga sebaliknya semakin kecil nilai hambatanya
maka akan semakin cepat waktu kapasitor untuk terisi penuh serta kosong
kembali.
Dioda adalah gabungan bahan semikonduktor tipe N yang
merupakan bahan dengan kelebihan electron dan tipe P adalah kekurangan satu
electron sehingga membentuk hole. Hole dalam hal ini berfungsi sebagai pembawa
muatan. Sebuah dioda sambungan P – N hanya dapat mengalirkan arus listrik dalam
satu arah, maka dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah (rectifier) untuk
mengunbah arus bolak – balik (AC) menjadi arus searah (DC).
Fungsi lain dioda ini adalah sebagai anti shock tegangan.
Contoh disini pada jenis relay diberikan dioda dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya arus balik pada rangkaian. Arus balik ini dapat berasal dari induksi
medan megnet yang dihasilkan oleh kumparan relay. Induksi listruik ini biasanya
lebih tinggi tegangannya dibandingkan dengan tegangan sumber. Untuk mencegah
terjadinya tegangan induksi ini maka pada bagian relay dipasangkan rangakaian
dioda.
Potenziometer adalah perangkat komponen lektronika bagian
dari sebuah resistor yang memiliki tiga terminal dengan sambungan yang
membentuk pembagi tegangan yang dapat di setel. Potenziometer yang terangkai
pada relay serta terhubung denga LED hijau akan menentukan dan mengatur lamanya
waktu hidup alat timer ini. Potenziometer dapat disetel atau diatur menurut
kkebutuhan, pada waktu LED hijau menyala maka pompa yang terhubung pada timer
akan ikut menyala pula. Begitu juga dengan potenziometer yang terrangkai pada
relay dan terhubung pada LED merah, akan menentukan dan dapat mengatur lamanya
LED merah menyala yang berarti pompa dalam keadaan mati.
Zener dioda memiliki karatristik yang sama dengan dioda –
dioda secara umum, tetapi kkaratristik lainnya adalah arus akan mengalir ke
zener dioda secara tiba-tiba dari satu tegangan balik tertentu apabila tegangan
digunakan pada arah berlawanan. Fungsi zener agak lebih special bila
dibandingkan dengan dioda yang hannya mengalirkan arus searah saja, sedangkan
zener memiliki kelebihan bahwa arus dapat mengalir pada arah kebalikannya.
Dioda menolak aliran arus pada arah kebalikan selama tegangan balik (reversing
voltage) tetap rendah. Tetapi jika tegangan mendekati batas breakdown, dioda
zener akan dialiri arus pada arah kebalikan. Dengan kata lain tahanan dioda
zener breakdown mendekati nol dan arus balik (Reverse Current) dapat mengalir.
Transistor
adalah komponen elektronika multi termal, biasanya memiliki 3 terminal yaitu
basis (dasar), kolektor (pengumpul) dan emitor (pemancar). Fungsi transistor
adalah sebagai penguat arus. Berdasarkan fungsi ini membuat transistor dapat
digunakan dalam rangkaian power supply. Dalam keadaan tersebut transistor harus
dibias terlebih dahulu dengan tegangan yang konstan pada basisnya, tujuannya
biar pada emitor menghasilkan tegangan yang tetap. Disini komponen yang dipakai
untuk mengontrol tegangan basis agar tetap adalah dioda zener.
Timer ini merupakan jenis relay yang bekerja dengan
prinsip elektronika yang mana memiliki komponen adaptor dengan menggunakan
prinsip elektronika ini, terdiri dari rangkaian R (resistor) dan C (kapasitor)
yang dihubungkan seri atau paralel. Dimana bila tegangan sinyal telah mengisi
penuh kapasitor, maka relay akan terhubung. Lamanya waktu tunda diatur
berdasarkan besarnya pengisian kapasitor.
III. KESIMPULAN DAN SARAN
1.1
Kesimpulan
Setelah
penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan yang berlokasi di Bogor Jawa Barat Desa Parung tepatnya pada PT
Parung Farm dan membuat laporan ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Kesimpulan
bagi mahasiswa yang melaksanakan PKL
-
PKL ini sangat
bermanfaat bagi Mahasiswa Perguruan Tingggi karena dengan adanya PKL ini
Mahasiswa dapat meningkatkan kompetensi sesuai bidang
yang di sukai.
-
PKL juga bisa membantu
Mahasiswa Perguruan Tinggi dalam menyelesaikan Skripsi/Tugas Akhir.
-
PKL memberikan ruang
kepada mahasiswa perguruan tinggi untuk mengembangkan kemampuan sesuai dengan
kompetensi masing-masing.
b. Kesimpulan
bagi kegiatan proses pelaksanaan PKL
-
Budidaya sayuran
dengan sistem hidroponik merupakan sistem dengan perlakuan yang efektif bagi
perkotaan yang lahan tanah sudah berkurang.
-
Hidroponik tidah
terbatas pada sayuran saja namun akhir-akhir ini banya dikembangkan untuk
tanaman hias dan lain-lain.
-
Parung Farm
sangat cocok dikembangkan pada daerah perkotaan untuk memenuhi ppermintaan
sayuran dipasar.
-
Parung Farm juga bergerak dalam bidang pelatihan dan penelitian bagi
siapa saja yang yang berminat mengembangkan hidroponik.
Setelah melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini penulis bisa mengenal
dan mempraktekkan langsung bagaimana pengairan yang baik pada budidaya sayuran dengan
menggunakan sistem hidroponik, salah satunya yaitu, sistem pengairan pada
hidroponik KIT yang menggunakan Timer dalam menjalankan atau mengalirkan
nurtisi pada rangkaian hidroponik KIT tersebut. Sehingga, tanaman yang
dibudidayakan dapat tumbuh dengan maksimal. Penggunanaan timer pada rangkain
hidroponik KIT juga sangat membantu dalam mengurangi tenaga kerja, karena
penyiraman kebutuhan air tanaman dapat langsung dikontrol oleh timer, dimana
jika tanaman yang dibudidayakan sudah kekurangan air maka, timer akan menyala
dan mengalirkan nutrisi beserta air keseluruh bagian rangkaian hidroponik KIT.
1.2
Saran
1. Untuk
Kegiatan Praktek Kerja lapangan selanjutnya seharusnya harus lebih jelas
bagaimana prosedur pelaksaan Praktek kerja lapangan yang semestinya, baik itu
dari pihak Universitas Andalas ataupun pihak instantsi terkait tempat
pelaksanaan PKL, sehingga kegiatan Praktek Kerja Lapangan dapat berjalan dengan
baik.
2. Sebaiknya
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan disesuaiakan dengan bidang/kajian
masing-masing mahasiswa bersangkutan.
Perguruan tinggi hendaknya
memberikan ilmu-ilmu dasar yang banyak diaplikasikan diluar, sehingga pada saat
mahasiswa melaksanakan kegiatan PKL, mahasiswa tidak menemui kendalam mengenai
materi tersebut.
Praktek Kejra Lapangan yang penulis lakukan dengan
mengambil Tema Sistem Hidroponik sangat cocok dikembangkan pada perkembangan
teknologi saat ini. Jadi, penulis menyarankan agar ada mahasiswa Teknik
Pertanian yang mau melakukan penelitian lebih lanjut dengan sistem hdroponik,
slah satunya yang menarik ada sistem hidroponik KIT yang saat ini di Indonesia
sudah mulai berkembang.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonimous.
2013. Elektronika Dasar. http://www.ataub.ac.id./document/bahan%20
ajar% 20 Elektronika % 20 Dasar.pdf.(diakses pada tanggal 20 februari 2014).
Karsono,S,Sudarmodjo
dan Sutiyoso, Y. 2002. Hidroponik skala rumah tanggga. Agro Media Pustaka.
Nurmega, T. 2013. Proses Budidaya dan
Pasca Panen tanaman bayam merah (Amaranthacea
gangetikus) dengan sistem hidroponik di PT. Kebun sayur segar (Parung Farm)
Bogor. Laporan Kuliah Kerja Propesi. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Serang. 40 hal.
Putri, M. 2012. Tinjauan Pustaka
Hidroponik Ebb and Flow. http;//agronomilicius.blogspot.com/2012/12/tinjauan-pustaka-hidroponik-ebb-and-flow.html.
(diakses pada tanggal 20 Februari 2014).
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan
Foto bersama Pemiliki Parunng Farm
Pembuatan Rangkaian Hidroponik
Jenis Pipa dan sambungannya
Rangkaian Hidroponik KIT 3 Tingkat
Sayuran Hidroponik (Bayam Hijau dan Bayam Merah)
Pembuatan Timer
Budidaya Sayuran dengan Sistem Hidroponik NFT
Panen Sayuran Dengan Sistem Aeroponic