Translate

Minggu, 16 Desember 2012

PRAKTIKUM TID (JARINGAN IRIGASI)



BAB II
PENGENALAN SISTEM IRIGASI

PENDAHULUAN
II.1  Latar Belakang
Pengenalan jaringan irigasi merupakan sesuatu yang penting bagi seseorang mahasiswa yang berkecimpung dibidang pertanian, terutama bidang teknik pertanian. Irigasi merupakan sesuatu yang penting  dalam bidang pertanian. Tanpa adanya system irigasi, usaha pertanian merupakan sesuatu yang tidak maksimal, karena irigasi merupakan suatu factor penunjang dalam bidang usaha pertanian.
Irigasi tidak terlepas dari jaringan irigasi, dalam jaringan irigasi ada empat unsure pokok dari bangunan irigasi yaitu : bangunan utama, jaringan pembawa, kelengkapan pendukung, saluran pembuang, dan petak tersier.

Pengenalan jaringan irigasi merupakan langkah utama  dalam hal pembelajaran dan pemahaman tentang irigasi selanjutnya sekaligus dengan ini duharapkan aka nada inovasi baru yang akan membawa perubahan yang lebih baik dalam hal kegiataj keirigasian tersebut.
  
II.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum pengenalan jaringan irigasi  adalah :
1.      Mengenal bangunan yang ada pada suatu jaringan irigasi.
2.      Mengenal tatacara pemberian nama/kode pada banguna irigasi.
3.      Mengenal macam fungsi, kegunaan serta cara pengoperasian bangunan irigasi.




II.3  Manfaat
Manfaat dari praktikum pengenalan jaringan irigasi adalah :
1.      Agar mahasiswa dapat mengenal macam-macam,fungsi,kegunaan, serta cara pengoperasian bangunan irigasi.
2.      Agar mahasiswa mengerti tata cara pemberian nama atau kode pada bangunan irigasi
3.      Agar mahasiswa mengenal bagunan yang ada pada suatu jaringan irigasi..

II.4  TINJAUAN PUSTAKA
1.       Bangunan Irigasi
            Dalam jaringan irigasi ada 4 unsur pokok dari bangunan irigasi yaitu: (i) bangunan utama, (ii) jaringan pembawa dan kelengkapan bangunannya, (iii) saluran pembuang, dan (iv) petak tersier. Bangunan utama adalah suatu komplek bangunan yang direncanakan dibangun di sepanjang sungai atau aliran air untuk membelokkan air ke saluran irigasi. Bangunan utama dapat mengatur debit dan mengurangi sedimen yang masuk ke saluran irigasi. Bangunan utama terdiri dari: bangunan pengelak dengan peredam energy, pengambilan utama, pintu bilas, kolam olak, kantung lumpur, dan tanggul banjir. Bendungan (weir) berfungsi untuk mengatur atau meninggikan muka air hingga dapat disadap. Selain itu, ada penyadapan bebas atau penyadapan pada waduk atau penyadapan dengan pompa apabila pengaliran secara gravitasi dengan meninggikan muka air tak mungkin.

            Jaringan pembawa terdiri dari jaringan utama dan jaringan tersier. Jaringan saluran utama terdiri dari saluran primer dan saluran sekunder. Sedangkan jaringan tersier terdiri dari atas saluran serta saluran kuarter di petak tersier. Dalam saluran tersebut dilengkapi dengan saluran pembagi, bangunan sadap tersier, bangunan bagi sadap dan bok – bok tersier. Bangunan sadap tersebut dapat pula berfungsi sebagai bangunan ukur atau hanya dapat berfungsi sebagai pengatur debit. Dalam saluran primer atau sekunder dilengkapi dengan bangunan pengatur muka dan pada saluran pembawa dengan aliran super kritis dilengkapi bangunan terjun, got miring. Pada saluran pembawa sub kritis dilengkapi dengan bangunan talang, sipon, jembatan sipon, bangunan pelimpah, bangunan penguras, saluran pembuang samping dan jalan jembatan.

            Saluran pembuang terdiri dari saluran pembuang utama, yaitu saluran yang menampung kelebihan air dari jaringan sekunder dan tersier keluar daerah irigasi. Saluran pembuang tersier adalah saluran yang menampung dan membuang kelebihan air dari perak sawah ke saluran pembuang primer atau sekunder.
            Petak tersier terdiri dari kumpulan petak sawah (100 ha, 150 ha) yang dilengkapi dengan saluran tersier, serta saluran kuarter. Dalam operasi dan pemeliharaannya, petak tersier ini sudah menjadi tanggung jawab dari petani pemakai air.

2.       Jaringan Pembawa dan Kelengkapan Bangunannya
Jaringan pembawa terdiri dari jaringan utama dan jaringan tersier. Jaringan saluran utama terdiri dari saluran primer dan sekunder. Sedangkan jaringan tersier serta saluran kuarter di petak tersier. Dalam saluran tersebut dilengkapi dengan saluran pembagi, bangunan sadap tersier, bangunan bagi sadap dan bok-bok tersier. Bangunan sadap tersebut dapat pula berfungsi sebagai bangunan ukur atau hanya dapat berfungsi sebagai pengatur debit. Dalam saluran primer atau sekunder dilengkapi dengan bangunan pengatur muka dan pada saluran pembawa dengan larian super kritis dilengkapi bangunan terjun, got miring. Pada saluran pembawa subkritis dilengkapi dengan bangunan talang, sipon, jembatan sipon, bangunan pelimpah, bangunan penguras, saluran pembuang samping dan jalan jembatan.

3.       Saluran Pembuang
Saluran pembuang terdiri dari saluran pembuang utama, yaitu saluran yang menampung kelebihan air dari jaringan sekunder dan tersier keluar daerah irigasi. Saluran pembuang tersier adalah saluran menampung dan membuang kelebihan air dari petak sawah ke saluran pembuang primer atau sekunder.


4.       Petak Tersier
Petak tersier terdiri dari kumpulan petak sawah (100 ha, 150 ha) yang dilengkapi dengan saluran tersier, serta saluran kuarter. Dalam operasi dan pemeliharaannya, petak tersier ini sudah menjadi tanggung jawab dari petani pemakai air.

5.       Standar Tata Nama Bangunan Pada Jaringan Irigasi
       Daerah irigasi dapat diberi nama sesuai dengan nama daerah setempat, nama sungai yang disadap atau nama waduk. Sebagai contoh Daerah Irigasi Gunung Nago, Daerah Irigasi Anai, Daerah Irigasi Selo, Daerah Irigasi Sungai Geringging, dan lain sebagainya.
       Saluran irigasi primer diberi nama sesuai dengan daerah irigasi yang dilayani, contoh saluran primer DI Selo diberi nama BS2 (Bangunan Selo) dan angka menunjukkan no. menurut bangunan. Saluran sekunder sering diberi nama sesuai dengan nama desa/nagari yang terletak di petak sekunder. Saluran antara dua bangunan dinamakan Ruas disingkat R, contoh RS1 (Ruas ke-1 dari sekunder Saruaso), S menunjukkan nama saluran sekunder. Contoh nama bangunan pada saluran BS2 (Bangunan, Sekunder Saruaso, No. 22).
       Pada petak tersier kode sesuai dengan nama bangunan sadap tersier pada saluran sekunder. Contoh S2K artinya petak tersier menyadap dari saluran sekunder Selo bangunan nomor 2 dan sebelah kanan saluran. Untuk box tersier diberi kode T1, T2, dan angka disesuaikan dengan banyaknya box tersier. Petak kuarter diberi kode K, sedang untuk petak rotasi diberi kode A, B, … C dan seterusnya sesuai dengan jumlah rotasi.
Pemberian nama perlu memperhatikan kemungkinan adanya tambahan bangunan-bangunan dikemudian hari, sehingga dengan adanya bangunan-bangunan baru tersebut sistem pemberian nama yang telah dilaksanakan tidak perlu dirubah.




6.      Fungsi, dan kegunaan bangunan irigasi
 Jenis Bangunan Dan Saluran Pada Jaringan Irigasi
Saluran Pembawa sebagai berikut :    
a.       Saluran primer
b.      Saluran sekunder
c.       Saluran tersier
d.      Saluran Kuater
Saluran Pembuang sebagai berikut :
a.       Saluran pembuang Kwarte
b.       Saluran pembuang Tertier.
c.       Saluran pembuang Sekunder.
d.      Saluran pembuang Primer.

7.      Simbol-simbol yang digunakan dalam bangunan irigasi.
NO
Simbol Jaringan Irigasi
Arti Sombol
Keterangan
1
Bendungan Utama
Terdapat pada hulu jaringan irigasi yang berfungi untuk membendung air DAS batang Kuranji untuk dialirkan ke lahan pertanian melalui saluran primer,sekunder,dan tersier

2
Arah aliran air
Menggambarkan aliran air yang
bergerak menuju hilir
3
Cipoletti
Berfungsi untuk patokan dalam menguykur debit aliran sakuran pada jaringan irigasi
4
Saluran primer
Saluran utama yang mengalirkan air yang diterima dari bendungan menuju saluran bagi sadap
5
Saluran Sekunder
Saluran yang menerima air dari saluran primer dan mengalirkan ke saluran tersier
6
Saluran Tersier
Saluran yang menerima airdari saluran sekunder dan mengalirkannya ke lahan pertanian
7
Talang Air

Sebagai sarana untuk mengatur debit dan kecepatan aliran pada jaringan sistem irigasi
8
Jembatan
Sebagai tempat penyemberangan yang berada di atas permukan saluran
9
Jembatan Kecil
Sebagai tempat penyemberangan yang berada di atas permukan saluran
10
Bangunan Bagi sadap
Berfungsi untuk membagi saluran primer menjadi saluran sekunder dan seterusnya dialirkan ke lahan pertanian
11
Banguna Bagi
Membagi saluran sekunder menjadi saluran tersier
12
Sawah
Kahan pertanian yang menjadi sasaran pengaliran air irigasi
13
Ambang Lebar
Saluran yang dibuat sedikit lebih lebar dari saluran yang ada dengan kedalaman yang lebih yang bertujuan untuk mencegah terjadinya sedimentasi
14
Kolam Ikan
Tempat pembudidayaan ikan keramba dengan memanfaatkan aliran air iigasi










II.5 Metoda
II.5.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1.      Peta Jaringan
2.      Roll meter (50 m)
3.      Alat-alat tulis

II.5.2 Cara Kerja
1.      Penetapan jaringan irigasi yang ditinjau
2.      Menelusuri jaringan dan penyadap utama sampai ke petak tersier
3.      Catat :
a.       No kode bangunan
b.      Nama bangunan
c.       Kondisi dan fungsi bangunan
d.      Gambarkan bangunan tersebut.



II.6 Hasil dan Pembahasan
II.6.1 Hasil
Hasil dari pengenalan jaringan irigasi ini adalah dimana praktikan dapat mengenali komponen-komponen yang ada pada jaringan irigasi gunung nago. Dan pada jaringan tersebut banyak terdapat kerusakan-kerusan. Untuk gambar sketsa hasil pengamatan jaringan irgasi gunung nago dapat dilihat pada lampiran. Dan dari praktikum ini juga kita bias menyimpulkan bahwa penggunaan irigasi Gunung Nago sudah tidak hanya sebatas pengairan sawah secara khusus, tetapi sudah mengalami perkembangan seperti penggunaan kebutuhan masyarakat  ,untuk kebutuhan sehari-hari. Hal ini juga yang menyebabkan banyak timbul masalah pada saluran, contohnya banyak masyarakat yang membuang sampah, sisa air cucian dan limabah rumah tangga  pada saluran tersebut sehingga saluran irigasi tersebut  tercemar. Masalah yang lain adalah adanya lubang-lubang pada saluran yang menyebabkan banyak air terbuang, dan inilah yang menyebabkan efesiensi dari irigasi gunung nago berkurang.

II.6.2 Pembahasan
            Dari praktikum yang sudah dilaksanakan di irigasi gunung nago,  praktikan di kenalkan dengan bangunan-bangunan irigasi yang ada. Dimana irigasi ini sudah banyak mengalami kerusakan dan pengalih fungsian lahan. Contoh kerusakan yang terjadi pada bangunan ukur chipoletti, sudah tidak jelas karena pengikisan oleh air terus menerus. Dan banyak menempel lumut. Pintu romijn dan stasiun klimatologi yang tidak pernah diukur karena operator yang lalai. Banyak penumpukan sampah pada pintu romijn dan bangunan penyaring air karena masyrakat yang membuang sampah sembarangan. Kemudian batu yang banyak pecah karena sudah lapuk karena kena air terus menerus. Pengalih fungsian irigasi, dimana sebenarnya digunakan untuk pengairan disawah, sementara yang dulunya sawah sekarang beralih fungsi menjadi rumah untuk kost. Dan masyarakat yang mencuci, buang sampah, buang air dalam irigasi tersebut dan digunakan untuk perikanan. Jadi, pasokan air irigasi ini untuk mengairi sawah menjadi terganggu dan tidak sehat.
II.7 Kesimpulan dan Saran
II.7.1 Kesimpulan
Jaringan irgasi terdiri dari bangunan-bangunan pengaliran yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mengalirkan air dengan baik.
Pada jaringan irigasi gunung nago sudah terjadi pengalih fungsian irigasi, yang mulanya difungsikan untuk mengairi lahan pertanian, namun karena berubahnya tatanan social sehingga fungsi irigasi berubah jadi pengairan rumah warga. Hanya sebagian kecil yang di alirkan ke lahan pertanian. Juga berdasarkan hasil pengamatan saat praktikum juga, rasanya perlu perbaikan dan penertiban penggunaan dari saluran irigasi yang ada.

II.7.2 Saran
Diharapkan untuk praktikum yang akan datang agar  dilakukan dengan sungguh-sungguh. Sehingga materi yang disampaikan saat praktikum dapat diserap dengan baik.

1 komentar:

  1. Coin Casino - Best Bonuses, Games, and Payments
    We've researched Coin Casino 1xbet korean review with a look at the online casino 인카지노 that you can claim and what bonuses they provide. Rating: 9/10 · ‎Review by งานออนไลน์ CasinoWow.com

    BalasHapus